按下ENTER到主內容區
:::

Dari Gerobak ke Pasar: Pendatang Baru Taiwan-Indonesia _Cai Cuifang Menaklukkan Lidah Taiwan dengan Cita Rasa Kampung Halaman

Di pasar Kota Chiayi, masakan khas kampung halaman Indonesia dari Cai Cuifang (tengah) selalu menjadi daya tarik bagi banyak pecinta kuliner dan pengunjung. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)
Di pasar Kota Chiayi, masakan khas kampung halaman Indonesia dari Cai Cuifang (tengah) selalu menjadi daya tarik bagi banyak pecinta kuliner dan pengunjung. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)

Makanan Khas Indonesia Menjadi Sorotan di Pasar, Cai Cuifang Membuat Hidangan Lezat dengan Sepenuh Hati

Di pasar lokal Chiayi, aroma masakan khas Indonesia menguar di udara, menarik perhatian banyak pecinta kuliner dan pengunjung. Pemilik stan tersebut, Cai Cuifang, adalah seorang keturunan Tionghoa-Indonesia yang telah tinggal di Taiwan selama 26 tahun. Memulai usahanya dengan membuat camilan khas kampung halaman, langkah demi langkah ia membangun dunia kulinernya sendiri. Kini, ia tidak hanya menjadi pemilik stan yang sangat menonjol di "Pasar Jia You Good," tetapi juga menjadi perwakilan pendatang baru yang menggunakan makanan untuk menyampaikan budaya dan mewujudkan impian melalui tindakan nyata.
Di balik setiap hidangan tradisional yang ia buat, tidak hanya terdapat cita rasa autentik dari kampung halamannya di Indonesia, tetapi juga cinta yang mendalam terhadap tanah Taiwan ini. 

Kegagalan Tak Memadamkan Semangat, Menyalakan Kembali Mimpi Lewat Masakan

Namun, membangun sebuah stan makanan yang populer bukanlah hal yang mudah. Cai Cuifang juga pernah mengalami kegagalan. Beberapa tahun lalu, ia mencoba membuka toko kelontong Indonesia bernama "Jiacheng Bintang Baru," tetapi dalam beberapa bulan harus tutup karena kekurangan tenaga kerja.
Meskipun demikian, semangatnya untuk berbisnis dengan membawa budaya kampung halaman tidak pernah padam. Kali ini, ia memulai dari masakan, menyalakan kembali hasratnya. Dengan semangat bertindak, ia mulai membuat camilan di dapur rumahnya, mengubah kenangan akan cita rasa Indonesia menjadi kelezatan yang dapat dinikmati langsung di Taiwan, dan secara bertahap membangun reputasi di kalangan teman dan kerabat.Cai Cuifang memulai usahanya dengan membuat camilan khas kampung halaman. Kini, ia bukan hanya menjadi salah satu pemilik stan yang paling menonjol di &quotPasar Bagus Chiayi," tetapi juga menjadi sosok pendatang baru yang mewakili bagaimana makanan dapat menyampaikan budaya dan mewujudkan impian melalui tindakan nyata. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)Cai Cuifang memulai usahanya dengan membuat camilan khas kampung halaman. Kini, ia bukan hanya menjadi salah satu pemilik stan yang paling menonjol di "Pasar Bagus Chiayi," tetapi juga menjadi sosok pendatang baru yang mewakili bagaimana makanan dapat menyampaikan budaya dan mewujudkan impian melalui tindakan nyata. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)

Tumbuh dari Proses Belajar, Menjadikan Pasar sebagai Panggung Impian

Saat pertama kali tiba di Taiwan, Cai Cuifang juga sempat menghadapi tantangan bahasa dan budaya. Namun ia aktif mencari jalan keluar, mendaftar di kelas literasi, kembali bersekolah, bahkan mengajak suaminya untuk bersama-sama belajar di jurusan pekerjaan sosial, dengan harapan dapat suatu hari berkontribusi kembali kepada masyarakat.
Meskipun usahanya juga sempat terdampak parah oleh pandemi, ia bertahan dan mengubah strategi bisnis, memilih berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pasar setelah pembatasan dilonggarkan. Ia juga aktif mengikuti platform pasar pendatang baru yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Chiayi dan Dinas Sosial, di mana ia belajar tentang perencanaan produk, desain stan, dan pengelolaan merek. Selain itu, ia juga bergabung dengan "Laboratorium Inovasi Pendatang Baru Chiayi" dari Badan Pengembangan Pemuda Kementerian Ketenagakerjaan dan mengikuti pelatihan kewirausahaan.
Melalui berbagai pengalaman ini, ia berhasil membangun gaya merek dan posisi usahanya sendiri. 

Kuliner Bukan Sekadar Mata Pencaharian, Tapi Awal dari Pertukaran Budaya

"Saya berharap melalui makanan Indonesia, lebih banyak orang dapat mengenal budaya kami," kata Cai Cuifang. Baginya, ini bukan hanya tentang bisnis atau mencari nafkah, tetapi juga tentang membangun jembatan pertukaran budaya dan kehangatan antarmanusia.
Ia bertekad untuk terus belajar dan berkembang, memperkenalkan kelezatan dan budaya kampung halamannya kepada lebih banyak orang.
Suatu hari nanti, ia berharap dapat kembali memiliki toko kecil miliknya sendiri, di mana makanan Indonesia yang lezat bisa menjadi bagian dari mosaik kuliner Taiwan, serta menjadi rasa yang tak tergantikan di lidah masyarakat Taiwan.Di balik setiap hidangan tradisional yang dibuat oleh Cai Cuifang, tidak hanya tersimpan cita rasa autentik dari kampung halamannya di Indonesia, tetapi juga terjalin kecintaannya terhadap tanah Taiwan ini. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)Di balik setiap hidangan tradisional yang dibuat oleh Cai Cuifang, tidak hanya tersimpan cita rasa autentik dari kampung halamannya di Indonesia, tetapi juga terjalin kecintaannya terhadap tanah Taiwan ini. (Foto: Disediakan oleh Asosiasi Taiwan Love Extension)

 Kutipan Inspiratif:💡"Sejauh apa pun jalannya, semua harus dimulai dari langkah kecil."

Berita Populer

回到頁首
Loading