Tips Gen Z Jadi Game Changer di Dunia Kerja yang Kompetitif
Di era transformasi digital yang berkembang pesat, keterampilan kerja terus mengalami perubahan signifikan. Sejak 2015, keterampilan yang dibutuhkan untuk berbagai pekerjaan telah berubah lebih dari 25 persen dan diperkirakan meningkat hingga 65 persen pada 2030. Bagi Gen Z yang tengah membangun karier, ini menjadi peluang besar sekaligus tantangan. Selain menguasai hard skill seperti teknologi dan literasi digital, Gen Z juga dituntut untuk memperkuat soft skill seperti kemampuan adaptasi, pemecahan masalah, dan ketahanan terhadap perubahan. Salah satu langkah awal untuk menghadapi tantangan ini adalah melakukan evaluasi diri secara jujur dan konsisten.Strategi lain yang penting adalah mengembangkan pola pikir adaptif dan proaktif. Adaptif bukan hanya berarti mampu menyesuaikan diri, tetapi juga memiliki keberanian untuk memulai perubahan. Lingkungan kerja yang dinamis membutuhkan mentalitas fleksibel dan inisiatif tinggi. Melisa Hendrawati, CFO Superbank, menekankan pentingnya strategi dan teknologi dalam meningkatkan daya saing. Di Superbank, budaya belajar berkelanjutan dan inovasi menjadi bagian penting dari kesuksesan mereka dalam meraih lebih dari 3 juta nasabah per Maret 2025. Transformasi ini menunjukkan bagaimana kesiapan mental dan teknologi berjalan beriringan.Tak hanya hard skill, Gen Z juga perlu memperkuat soft skill.Selain itu, pengembangan keterampilan melalui pelatihan digital kini menjadi kebutuhan, bukan lagi pilihan. Platform seperti LinkedIn Learning dan Google Skillshop menyediakan akses pelatihan yang fleksibel dan relevan untuk kebutuhan profesional masa kini. Meskipun AI dapat menggantikan banyak tugas teknis, keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan memecahkan masalah tetap menjadi keunggulan manusia. Gen Z perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk terus berkembang dan menjaga daya saing di dunia kerja yang kompetitif dan terus berubah.