Filipina dikenal dengan keragaman budayanya dan keramahan yang luar biasa. Hidangan penutup tradisionalnya menjadi bagian penting dalam perayaan. Untuk mendorong pertukaran budaya, Kantor Layanan Imigrasi Kabupaten Hualien mengadakan kegiatan membuat makanan penutup khas Filipina pada akhir Maret. Melalui makanan, peserta mengenal budaya Filipina sambil menikmati rasa eksotis.

Acara ini dipandu oleh Lin Tzu-yi, seorang penduduk imigran baru asal Filipina yang telah tinggal di Hualien selama lebih dari 20 tahun. Dengan keterampilannya, ia menghadirkan makanan penutup ala Filipina seperti Halo-Halo, kue singkong, dan kue santan ke dalam kehidupan lokal, serta mempromosikan budaya kuliner Filipina melalui bazar dan kegiatan komunitas.Dalam budaya Filipina, Halo-Halo yang lengket dan manis melambangkan keberkahan dan kebersamaan keluarga. (Gambar/sumber: Situs Resmi Ditjen Imigrasi)

"Makanan adalah cara terbaik untuk berbagi budaya," kata Lin. "Melalui makanan penutup, saya bisa memperkenalkan cita rasa kampung halaman kepada teman-teman Taiwan." Makanan penutup Filipina biasanya dibuat dari ketan, santan, dan gula tebu. Kue santan adalah makanan wajib saat Natal, sedangkan Halo-Halo melambangkan panen dan kebersamaan, populer saat Paskah dan acara keluarga.

Kepala Kantor Layanan Hualien, Hu Chao-jen, menyampaikan bahwa Ditjen Imigrasi terus mendukung integrasi warga baru ke dalam masyarakat Taiwan dan mendorong pertukaran budaya. Selain itu, pada tanggal 17 Mei (Sabtu), akan diadakan "Kursus Komputer Gratis untuk Imigran Baru" di Giant Computer Certification Center Hualien (No.180, Zhongshan Rd., Kota Hualien). Kursus ini gratis dan peserta akan mendapatkan hadiah menarik. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi 0800-005-788.Kantor Imigrasi akan mengadakan "Kursus Komputer Gratis untuk Penduduk Imigran Baru" pada hari Sabtu, 17 Mei di Pusat Sertifikasi Komputer Master di Hualien. (Gambar/sumber: Situs Resmi Ditjen Imigrasi)