:::

Memanggul Kewajiban Berat, Simak Kisah Polisi Wanhua di Tengah Pandemi

Memanggul Kewajiban Berat, Simak Kisah Polisi Wanhua di Tengah Pandemi. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei
Memanggul Kewajiban Berat, Simak Kisah Polisi Wanhua di Tengah Pandemi. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei
Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah / Anunciata Trixie Peni

        Pada bulan Mei kemarin, situasi pandemi dalam negeri tiba-tiba memburuk dengan drastis. Masyarakat yang terperangkap dalam naungan situasi kelam ini pun semakin hari semakin khawatir. Pada awalnya, hanya Taipei dan New Taipei yang harus beradaptasi dengan naiknya standar kewaspadaan ke tingkat tiga. Namun, kota dan kabupaten lain pun perlahan menyusul, sehingga standar kewaspadaan tingkat tiga pun akhirnya berlaku secara nasional. Dalam masa gelombang baru pandemi ini, wilayah Wanhua di Kota Taipei pun dikenal sebagai Zona Merah Parah Pandemi. Maka dari itu, 《Berita Global untuk Penduduk Baru》pun mewawancarai pihak kepolisian yang bertanggung jawab atas wilayah Wanhua untuk mengetahui lebih banyak tentang peran mereka di garis depan perang melawan pandemi ini.

        Dalam wawancaranya dengan editor 《Berita Global untuk Penduduk Baru》, Detektif Yang Weicheng dari Tim Forensik Kepolisian Cabang Wanhua mengungkapkan bahwa dirinya telah mengidolakan sang ayah yang berprofesi sebagai polisi kriminal sejak kecil.  Yang Weicheng sendiri pun diterima masuk ke Akademi Kepolisian Taiwan, dan akhirnya ditugaskan ke Wuchang setelah lulus. Setelah dua tahun, beliau dipindahkan untuk bertugas di Wanhua, dan mulai menerima kasus kriminal dan pencurian. Tugas beliau mencangkup pergi ke TKP untuk mengumpulkan DNA dan sidik jari. Beliau harus menentukan jenis kasus yang sedang diselidikinya: apakah kasus tersebut termasuk pembunuhan, bunuh diri, atau kematian wajar. dan menentukan apakah itu pembunuhan, bunuh diri atau kematian wajar. Setelah empat tahun, Yang Weicheng menyadari bahwa dirinya tidak hanya tertarik dengan tugas kepolisian, namun beliau juga ingin meniti karir dalam bidang ini sepanjang hidupnya. Beliau berharap dapat mengikuti jejak sang ayah dan menjadi polisi kriminal.

  • Wanhua, Zona Merah Parah Pandemi

Detektif Yang Weicheng yang telah sepenuh tenaga dan hati berjuang melawan pandemi, melihat karir kepolisian sebagai pekerjaannya seumur hidup. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei  

Detektif Yang Weicheng yang telah sepenuh tenaga dan hati berjuang melawan pandemi, melihat karir kepolisian sebagai pekerjaannya seumur hidup. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei 

        Pandemi benar-benar meledak di Taipei dan New Taipei pada tanggal 11 Mei. Dalam beberapa hari, nama wilayah “Wanhua” telah tersebar dalam berbagai media massa, dan wilayah tersebut pun mendapatkan reputasi yang buruk, seolah-olah Wanhua adalah tempat lahirnya pandemi. Wanhua juga menjadi bahan candaan masyarakat -- komentar-komentar di Internet menyatakan, asalkan berada di Wanhua, baik sedang berjalan kaki, lewat sambil bersepeda, membeli barang, atau naik bus, semua orang itu sangat mungkin telah tertular COVID-19. Nama Wanhua seakan-akan menjadi sinonim dari “Sarang Narkoba”.

Menurut Yang Weicheng, ketika situasi pandemi mulai memanas, Kantor Kepolisian Cabang Wanhua segera mulai melaksanakan langkah-langkah pencegahan penularan. Selain menempatkan papan plastik transparan sebagai pemisah meja, mereka juga memasang papan teralis di luar kantor, serta memasang peralatan kantor sederhana agar masyarakat yang datang melapor dapat melakukan tindakan tersebut di ruang terbuka. Semua polisi dengan tugas yang terkait dengan pengontrolan pandemi, seperti mereka yang harus bertugas di Pos Rapid Test di Zhongxing, Heping, dan Bopiliao, juga mengenakan baju isolasi khusus untuk melindungi diri.

Berita lainnya: Terima Kasih, Ibu! Nyanyian Gadis Cilik yang Menghangatkan Hati

        Yang Weicheng menjelaskan bahwa baik “baju isolasi khusus” maupun “baju pelindung” memiliki fungsi dan karakteristik yang berbeda. baju isolasi khusus tersedia dalam berbagai warna, seperti biru, kuning, dan hijau. Fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh dari sumber penularan yang berbentuk organisme atau cairan. Pegawai yang ditugaskan di Pos Rapid Test atau tokoh buah dan sayur, yang harus menghadapi kerumunan orang setiap harinya, akan memakai baju ini untuk melindungi dirinya.

Cabang Wanhua mendirikan pusat pelaporan warga di ruang terbuka selama pandemi. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei

 Cabang Wanhua mendirikan pusat pelaporan warga di ruang terbuka selama pandemi. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei 

        Bila ada warga yang melaporkan kemungkinan adanya kasus terinfeksi yang tinggal serumah dengannya, maka Yang Chengwei, sebagai Ketua Tim Forensik Kepolisian Cabang Wanhua, akan mengenakan “baju pelindung”. Hal ini disebabkan oleh sifat tugasnya yang harus secara langsung melakukan kontak dengan kasus terinfeksi. Maka dari itu, baju pelindung ini menutupi sekujur tubuhnya dari kepala sampai kaki. Tingkat perlindungan yang disediakan oleh baju ini tentunya lebih tinggi. Baju ini tidak dapat ditembus cipratan darah atau kuman. Menurut Yang Chengwei, memakai baju yang pengap ini tentu mempersulit pekerjaannya. Namun, di masa pandemi ini, beliau memiliki kewajiban untuk tidak hanya melindungi diri sendiri, namun juga melindungi keluarga dari warga serta rekan kerjanya di kantor.

  • Nestapa Tunawisma di Wanhua

Detektif Yang Weicheng menjelaskan perbedaan antara baju isolasi khusus (kiri) dan baju pelindung (kanan). Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei

 Detektif Yang Weicheng menjelaskan perbedaan antara baju isolasi khusus (kiri) dan baju pelindung (kanan). Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei 

        Pukulan terberat situasi pandemi yang meningkat di Wanhua jatuh kepada para penduduk tunawisma. Sebelumnya, kaum tunawisma akan mendapatkan sumbangan persediaan, makanan, dan pakaian dari organisasi kemasyarakatan. Namun, sejak tanggal 15 Mei, ketika Taipei dan New Taipei memasuki standar kewaspadaan tingkat tiga, semua kegiatan ini pun serentak berhenti. Selain penutupan lokasi pengiriman makanan, beberapa langkah pencegahan penularan juga mencangkup penutupan air mancur minum di pinggir jalan, sehingga kaum tunawisma pun tidak dapat lagi memiliki sumber air minum. Tidak hanya itu -- kaum tunawisma perempuan pun tidak lagi dapat menggunakan kamar mandi umum.

        Bagi penduduk yang memiliki tempat tinggal, wilayah-wilayah seperti Kuil Longshan, Pusat Olahraga Wanhua, jalan bawah tanah di bawah Kuil Longshan, dan Pusat Perbelanjaan Ximending hanyalah tempat rekreasi. Namun, bagi kaum tunawisma, wilayah-wilayah ini adalah tempat mereka tinggal dan menjalani kehidupan sehari-hari. Sekarang, mereka bahkan tidak dapat menetap di toko kelontong, yang merupakan tempat singgah mereka selama musim panas. Karena pandemi, bahkan kaum tunawisma pun terpaksa untuk “pindah rumah”.

        Menurut Yang Weicheng, kaum tunawisma satu persatu mulai berkumpul di Taman Mengjia, karena mereka tidak akan diusir dari taman tersebut. Namun, karena kekurangan informasi seputar langkah pencegahan penularan, Taman Mengjia pun menjadi salah satu area dengan resiko penularan dengan 4 warga tunawisma yang dicurigai terinfeksi virus pandemi. Mereka pun segera dikirimkan ke rumah sakit untuk berobat. Dalam masa sulit ini, kaum tunawisma pun juga termasuk lapisan masyarakat yang membutuhkan banyak perhatian.

        Ditambah dengan reputasi Wanhua yang telah menjadi “kambing hitam” meningkatnya situasi pandemi dalam negeri, hidup para warga tunawisma pun semakin rumit. Ada pula warga yang mendatangi kantor cabang kepolisian dan menunjuk kaum tunawisma sebagai sumber penularan. Mereka mendesak pihak kepolisian untuk melaksanakan pengawasan dan pengaturan ketat terhadap kaum tunawisma. Ada pula YouTuber yang mencipratkan alkohol pada kaum tunawisma di Ximending yang tidak memiliki masker. Yang Weicheng, yang bertugas pada garis terdepan perang melawan pandemi ini dan memanggul kewajiban untuk menegakkan peraturan pencegahan penularan, tidak dapat memaklumi sikap dan tindakan masyarakat seperti ini. Beliau sendiri akan dengan lapang dada membeli masker dengan uang dari kantong sendiri, dan kemudian menyumbangkannya kepada warga tunawisma yang ditemuinya apabila bertugas di Taman Mengjia. Di saat yang bersamaan, tindakan ini juga merupakan suatu bentuk himbauan akan langkah pencegahan penularan.

Berita lainnya: Taiwan, Vietnam, dan Singapura: Negara Teladan Penanganan Wabah Kembali Terancam COVID-19

  • Tetap Teguh Lindungi Masyarakat

Hidup kaum tunawisma menjadi semakin sulit setelah standar kewaspadaan nasional dinaikkan ke tingkat tiga. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei

 Hidup kaum tunawisma menjadi semakin sulit setelah standar kewaspadaan nasional dinaikkan ke tingkat tiga. Sumber: Kantor Kepolisian Cabang Wanhua Taipei 

        Pada masa pandemi ini, memang merupakan kewajiban polisi untuk melindungi kesehatan masyarakat melalui pelaksanaan tugas pencegahan penularan dengan sepenuh hati dan tenaga. Bagi pihak kepolisian, penderitaan terbesar bersumber dari konflik dengan masyarakat yang sengaja tidak ingin memakai masker. Setelah standar kewaspadaan nasional dinaikkan ke tingkat tiga, masyarakat pun mulai menjalani kegiatan sehari-harinya dalam rumah. Namun, kasus kekerasan dalam rumah tangga, penipuan investasi, dan kasus terkait warga yang menolak untuk memakai masker senantiasa meningkat. Ini tentunya merupakan beban yang sangat berat bagi pihak kepolisian.

        Polisi tidak bisa bekerja dari rumah. Mereka harus tetap datang bertugas setiap hari, di tempat penugasan masing-masing, sebagai pejuang di garis terdepan dalam perang melawan pandemi ini. Sampai 1 Juni 2021, telah ada 33 kasus positif COVID-19 yang merupakan polisi. Sejumlah 17 dari 33 kasus tersebut merupakan polisi Kota Taipei. Namun, setiap anggota kepolisian juga memiliki keluarga masing-masing. Pekerjaan ini tidak hanya menempatkan mereka pada garis depan ketika bertugas, namun juga membuat mereka khawatir ketika pulang. Anggota polisi khawatir bahwa dirinya akan membawa bakteri virus masuk ke dalam rumahnya, dan dengan demikian menginfeksi anggota keluarganya.

        Yang Weicheng juga memperkenalkan editor 《Berita Global untuk Penduduk Baru》 kepada salah satu peralatan dalam kantor cabang Wanhua, yaitu alat desinfektan yang dapat membantu pelaksanaan proses desinfeksi bagi anggota kepolisian yang baru kembali ke kantor dari bertugas. Untuk melindungi keluarga di rumah, para polisi akan mandi sebelum pulang. Setelah itu, mereka akan menggunakan alat desinfektan untuk melaksanakan proses desinfeksi selama sekitar 30 detik dengan memakai kacamata pelindung dan masker. Ini adalah standar prosedur operasi yang telah ditetapkan setiap hari.

        Sebelumnya, Taiwan disebut-sebut oleh media internasional sebagai “Surga Tanpa Pandemi”. Namun, takdir berkata lain. Sekarang, total kasus positif COVID-19 di Taiwan telah mencapai angka puluh ribuan, dengan lebih dari 333 kasus kematian (sampai 9 Juni). Jumlah ini telah jauh melampaui korban kematian SARS, yaitu 73 orang. Menurut Yang Weicheng, sebagai seseorang yang bertugas di garis terdepan dalam menghadapi pandemi ini, beliau sendiri juga berperan sebagai tembok pertahanan pertama. Peran ini harus terus dipertahankannya sampai pandemi berakhir. Beliau juga mengingatkan masyarakat untuk mematuhi peraturan-peraturan terkait pencegahan penularan demi melindungi diri sendiri dan sesama. Baik pihak kepolisian maupun masyarakat bekerja sama dalam menghadapi masa sulit yang kelam ini.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading