:::

Pameran Ruang “Antara dan Sementara” Terkait Kehidupan Pekerja Migran Indonesia di Shelter Taiwan

Pameran Ruang “Antara dan Sementara” Terkait Kehidupan Pekerja Migran Indonesia di Shelter Taiwan

Karya Deden J. Bulqini permainan pose dan outline, serta warna-warna dalam kehidupan para pekerja migran di shelter

Karya Deden J. Bulqini permainan pose dan outline, serta warna-warna dalam kehidupan para pekerja migran di shelter

Pada tanggal 15 Juni 2019 lalu, bertempat di Open-Contemporary Art Center (OCAC), diselenggarakan acara pameran dan diskusi ruang “Antara dan Sementara”. Pameran dan diskusi publik yang diadakan ini mengangkat tema para pekerja migran Asia Tenggara yang berada di Taiwan.

Pameran ruang “Antara dan Sementara” merupakan pameran yang disponsori oleh Kementerian Kebudayaan Taiwan, dengan penyelenggara Trans/Voice Project, Brilliant Time Bookstore, SPA Shelter, dan Open-Contemporary Art Center (OCAC). Adapun seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini adalah Deden J. Bulqini dan Tony Sarwono, asal Indonesia.

Deden J. Bulqini yang berasal dari Bandung, Indonesia merupakan seniman residensi yang melakukan proyeknya selama 1 bulan di Taiwan. Menurutnya, tubuh bagi para pekerja migran memiliki peranan yang sangat penting. Dengan tubuhnya, para pekerja akan menyesuaikan pola hidup guna dapat mengisi rutinitas profesinya. Berangkat hal tersebut, ia membuat workshop di SPA Shelter, dengan permainan pose dan outline serta mendefinisikan teman dengan warna menjadi kegembiraan tersendiri bagi mereka di sela keberadaannya di ruang yang sangat terbatas. Di sinilah, shelter atau rumah penampungan/ruang sementara yang fungsinya adalah 'persinggahan'. Para pekerja yang ditampung di shelter biasanya memiliki permasalahan seperti ketidaksesuaian dengan perjanjian kerja, upah yang yang tidak sesuai, perlakuan yang tidak baik dari seorang majikan (terdapat sengketa) hingga permasalahan dugaan korban tindak pidana perdagangan orang, penganiayaan, pelecehan, dan tindak kekerasan.
Karya dalam Pameran ruang “Antara dan Sementara” menggunakan material kertas koran yang diwarnai oleh para penghuni shelter. Selain hasil karya terkait dengan workshop di SPA Shelter, dalam pameran ini Tony Sarwono, selaku seniman sekaligus pekerja migran turut berperan dengan membuat sebuah karya dengan media kertas koran dan cat minyak.

Karya Tony Sarwono memperlihatkan suasana shelter, kehidupan sehari-hari para pekerja migran, dimana permukaan memperlihatkan bahwa mereka terlihat bahagia, senang bernyanyi, menghabiskan waktu untuk bercanda ria, dan melakukan berbagai kegiatan yang menyenangkan. Namun di balik itu, mereka sebenarnya memiliki perasaan bingung dan kalut, tidak tahu bagaimana harus menatap masa depan, meskipun selalu ada secercah harapan. Masa lalu yang terjadi pada mereka umumnya merupakan masalah yang membuat mereka harus berada di shelter, tergambar secara jelas melalui wajah-wajah suram dan berbagai simbol tindak kekerasan.

Karya Tony Sarwono yang memperlihatkan permukaan kegiatan para pekerja migran, hal-hal gelap di baliknya, dan isi hati yang tidak menentu

Karya Tony Sarwono yang memperlihatkan permukaan kegiatan para pekerja migran, hal-hal gelap di baliknya, dan isi hati yang tidak menentu

Presentasi dari semua ini adalah penciptaan ruang instalatif dari sebagian kecil kehidupan dan ekspresi pekerja migran Indonesia di shelter , yang di tampilkan dengan media dokumentasi workshop dan video. Dalam pameran di Hari Sabtu lalu, acara pameran juga diisi dengan diskusi publik dan acara makan bersama. Makanan yang disajikan berupa makanan khas Indonesia, tumpeng. Beberapa penduduk baru dan pekerja migran tampak hadir meramaikan suasana dan mencoba memahami karya-karya dalam pameran bertema sosial-humanis ini.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading