Manfaat Penting Zat Besi untuk Anak dan Risiko Anemia Defisiensi Besi
Zat besi memiliki peran vital dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dokter anak dan ahli tumbuh kembang pediatri sosial, Prof Dr dr Rini Sekartini, menjelaskan bahwa zat besi merupakan salah satu mikronutrien esensial yang harus diperhatikan kecukupannya. Ia menekankan pentingnya keseimbangan zat besi positif, dengan kebutuhan asupan sekitar 8-10 mg per hari agar tubuh dapat menyerap sekitar 1 mg zat besi.
Zat besi tidak hanya berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh, tetapi juga berperan dalam proses enzimatik seperti pembentukan hormon, metabolisme seluler, sintesis DNA, hingga pengembangan sistem saraf pusat. Kekurangan zat besi pada masa kehamilan dapat berdampak negatif pada pembentukan otak janin, yang dimulai sejak trimester pertama.
Anemia defisiensi besi (ADB) adalah jenis anemia yang paling umum di Indonesia dan berpotensi menghambat perkembangan kognitif, motorik, sensorik, serta sosial anak. Jika tidak segera ditangani, dampaknya bisa permanen, termasuk mempengaruhi hormon pertumbuhan yang berhubungan dengan tinggi badan anak.
Prof Rini juga menyoroti kurangnya pedoman skrining rutin status zat besi pada anak di Indonesia. Pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) perlu dilakukan sejak usia 2 tahun dan setiap tahun hingga remaja. Apabila ditemukan anemia, penyebabnya harus diidentifikasi dan, jika perlu, dirujuk ke layanan kesehatan lebih lanjut.
Untuk mencegah anemia, intervensi nutrisi seperti pemberian makanan kaya zat besi dan fortifikasi sebagai pendamping ASI sangat penting. Dengan skrining dan pemenuhan nutrisi yang tepat, risiko anemia pada anak dapat diminimalkan, sehingga mendukung tumbuh kembang optimal.