Manusia memiliki sifat malu yang merupakan bagian fitrah dari Rabbnya, yang mendorong naluri untuk menilai mana yang benar dan salah. Rasulullah SAW bersabda, "Jika kamu tak punya rasa malu, maka berbuatlah sesukamu," dan menegaskan bahwa rasa malu adalah bagian dari iman.
Sebagai contoh, Utsman bin Affan dikenal memiliki sifat malu yang luar biasa, hingga Rasulullah SAW menghormatinya dengan menyesuaikan pakaian saat Utsman hadir. Hal ini menunjukkan pentingnya sifat malu dalam menjaga kualitas iman seseorang. Seorang Muslim yang sejati akan menjadikan rasa malu sebagai benteng dari perbuatan dosa, merasa bersalah dan menyesal ketika melanggar syariat-Nya.
Sebaliknya, mereka yang kehilangan rasa malu dan menjadi pengekor hawa nafsu akan menghadapi kehinaan di dunia dan siksaan di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menghargai dirinya dengan menjaga rasa malu sebagai bagian dari fitrah manusia, demi mencapai keberkahan hidup di dunia dan akhirat.