Beberapa tahun terakhir, situasi politik dan ekonomi global terus berubah dengan cepat, membuat para jutawan "memilih dengan kaki mereka". Menurut Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi Henley yang dirilis oleh Henley & Partners – sebuah perusahaan konsultan terkemuka dalam layanan residensi dan kewarganegaraan, jumlah jutawan yang bermigrasi di seluruh dunia mencapai rekor baru yaitu 128.000 orang pada tahun 2024, dengan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi tujuan utama.Di era pasca-pandemi, perubahan besar situasi politik dan ekonomi telah mendorong para jutawan untuk "memilih dengan kaki mereka", meningkatkan gelombang migrasi ke rekor tertinggi. (Gambar/sumber: Henley & Partners, Tim Editorial Bahasa Mandarin Global News for New Immigrants)
Henley & Partners, dengan lebih dari 25 tahun pengalaman di bidang investasi imigrasi, melacak tren migrasi para jutawan dengan aset likuid lebih dari US$1 juta. Laporan terbaru menunjukkan bahwa jumlah jutawan yang berimigrasi meningkat 10 kali lipat, dari 12.000 orang pada tahun 2020 (puncak pandemi COVID-19) menjadi 128.000 orang pada tahun 2024.
Laporan ini menunjukkan bahwa UEA dan Amerika Serikat menjadi dua tujuan utama bagi para jutawan. UEA, dengan lingkungan politik yang stabil dan kebijakan pajak rendah, menarik 6.700 jutawan pada tahun 2024. Sementara itu, Amerika Serikat – ekonomi terbesar di dunia, dengan sistem hukum yang kuat, pasar keuangan yang maju, dan sistem pendidikan yang berkualitas, menarik 3.800 jutawan.UEA secara aktif menarik imigran dan dalam beberapa tahun terakhir secara bertahap menjadi pilihan utama bagi para jutawan yang ingin pindah. (Gambar/sumber: Henley & Partners, Tim Editorial Bahasa Mandarin Global News for New Immigrants)
Sebaliknya, China dan Inggris menghadapi tantangan besar. China mengalami perlambatan ekonomi, meningkatnya risiko geopolitik, dan kontrol modal yang ketat, menyebabkan 15.000 jutawan China memindahkan aset mereka ke luar negeri. Inggris, yang terdampak oleh Brexit, ketidakpastian politik, dan perubahan kebijakan pajak, kehilangan 9.500 jutawan.
Golden Visa (Visa Emas) – sebuah program investasi imigrasi, memungkinkan orang asing untuk mendapatkan hak tinggal atau kewarganegaraan dengan berinvestasi di real estat, bisnis, atau dana pemerintah. Dengan proses aplikasi yang relatif sederhana, insentif pajak, dan manfaat diversifikasi aset, golden visa menarik banyak pengusaha dan jutawan yang mencari paspor kedua.
Saat ini, lebih dari 100 negara dan wilayah menawarkan program golden visa, dengan Portugal, Spanyol, dan Yunani menjadi destinasi paling populer.
Diperkirakan pasar investasi imigrasi akan tumbuh hingga US$100 miliar pada tahun 2025. Namun, golden visa juga menghadapi tantangan besar. Uni Eropa (UE) semakin memperketat regulasi, dan beberapa negara anggota telah membatalkan atau membatasi program ini untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme. Selain itu, program golden visa juga dikritik sebagai "hak istimewa bagi orang kaya", yang menimbulkan perdebatan di masyarakat.
Lonjakan migrasi jutawan global mencerminkan tren aliran kekayaan, menantang pemerintah di seluruh dunia untuk mengelola aset dan sumber daya para miliarder agar memberikan dampak positif bagi ekonomi nasional.