Sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, pertumbuhan pesat kelas menengah Indonesia membawa peluang besar bagi industri ritel dan barang konsumsi cepat habis (FMCG). Menurut laporan Dana Moneter Internasional (IMF), pada tahun 2025, jumlah kelas menengah Indonesia diperkirakan akan melampaui 150 juta orang, dengan daya beli yang meningkat pesat.
Ekspansi Ritel dan E-Commerce
Pertumbuhan ini tercermin dalam kemajuan pesat sektor ritel. Pusat perbelanjaan besar dan platform e-commerce berkembang dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen kelas menengah yang mengutamakan kualitas dan kenyamanan. Shopee dan Tokopedia, misalnya, menggunakan strategi promosi dan gratis ongkir, yang berhasil menarik banyak pengguna baru, dengan pertumbuhan penjualan lebih dari 30% pada tahun 2024.
Industri FMCG Ikut Menikmati Keuntungan
Sektor FMCG juga mendapat manfaat dari tren ini. Dari makanan dan minuman hingga produk perawatan pribadi, baik merek internasional maupun lokal terus memperluas kehadiran mereka di pasar Indonesia. Misalnya, Coca-Cola dan Indofood memperluas lini produk mereka untuk memenuhi permintaan konsumen akan produk berkualitas tinggi dan lebih sehat.Platform e-commerce menarik banyak pengguna baru melalui strategi promosi dan gratis ongkir, dengan tingkat pertumbuhan penjualan melebihi 30%. (Gambar / Diambil dari Pexels)
Tantangan dan Strategi Masa Depan
Meskipun peluang besar tersedia, sektor ritel dan FMCG menghadapi tantangan seperti kenaikan biaya operasional, persaingan yang semakin ketat, serta perubahan perilaku konsumen. Untuk mengatasinya, perusahaan mulai menerapkan strategi digitalisasi dan lokalisasi guna meningkatkan pangsa pasar dan loyalitas pelanggan.
Dengan semakin berkembangnya kelas menengah Indonesia, pasar ritel dan FMCG di negara ini akan terus menjadi daya tarik utama bagi investor domestik maupun asing.