Iklim Taiwan yang hangat dan lembap menjadikan musim semi sebagai puncak aktivitas ular. Badan Pengendalian Penyakit (CDC) mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap ular saat mengunjungi pegunungan untuk ziarah atau rekreasi guna menghindari gigitan ular berbisa.

Juru bicara CDC, Tseng Shu-hui, menyampaikan bahwa hampir seribu orang di Taiwan digigit ular berbisa setiap tahun, terutama antara bulan April hingga Agustus. Ular berbisa yang umum meliputi ular berbisa hemoragik seperti habu, ular bambu hijau, dan ular seratus langkah ular neurotoksik seperti kobra dan ular weling serta ular rantai yang memiliki dua jenis racun.

Untuk mencegah gigitan ular, CDC menyarankan masyarakat memakai pakaian berlengan panjang dan sepatu bot saat berada di alam, mengusir ular dari semak sebelum masuk, dan menghindari waktu aktif ular seperti malam hari, fajar, atau setelah hujan. Hindari juga mengangkat batu atau kayu yang bisa menjadi tempat persembunyian ular.Jenis ular berbisa yang umum di Taiwan. (Gambar/sumber: Heho Health)

Jika digigit ular, tetap tenang dan ikuti prinsip &ldquoLima Harus dan Lima Jangan&rdquo: Harus menganggap gigitan itu berbisa, ingat ciri-ciri ular, lepas perhiasan agar tidak bengkak, balut di atas luka, dan segera cari pertolongan medis. Jangan menyayat luka, menyedot racun, mengompres es, minum alkohol, atau menunda ke rumah sakit.

Saat ini terdapat lebih dari 190 fasilitas medis di Taiwan yang memiliki persediaan serum anti racun ular. Masyarakat dapat memeriksa lokasi terdekat melalui situs web CDC. Tseng menekankan bahwa serum anti racun adalah obat resep, dan tidak boleh membeli obat dari sumber tidak dikenal agar tidak menghambat penanganan.