Indonesia menempati posisi ketiga dunia sebagai penghasil emisi metana dari tambang batu bara, menurut laporan Global Methane Tracker 2024 oleh IEA. Tambang batu bara di Indonesia melepaskan 2,4 juta ton metana, setara dengan 198 juta ton CO₂, melebihi emisi sektor transportasi Indonesia pada 2019. Namun, data resmi yang dilaporkan ke UNFCCC hanya mencatat 0,1 juta ton, menunjukkan kelemahan dalam sistem pelaporan nasional.
Ember menyerukan Indonesia untuk segera memperbarui metode perhitungan emisi, mengembangkan faktor emisi per wilayah, dan meningkatkan pemantauan sebagai bagian dari komitmen Global Methane Pledge. IEA menekankan bahwa pengurangan emisi metana tidak memerlukan teknologi mahal dan berdampak cepat terhadap pengendalian pemanasan global karena metana hanya bertahan 12 tahun di atmosfer.
