Setelah pulang sekolah, cara orang tua mengajukan pertanyaan saat anak kembali ke rumah seringkali berdampak langsung pada kedekatan hubungan orang tua dan anak. Menurut penelitian, sekitar 70% orang tua justru menanyakan pertanyaan yang keliru pada saat ini. Padahal, dalam tahap belajar anak usia 3 hingga 12 tahun, menguasai teknik komunikasi “empat yang boleh ditanyakan dan tiga yang sebaiknya dihindari” dapat secara efektif meningkatkan ikatan emosional serta motivasi anak untuk bersekolah. Mari kita lihat pertanyaan-pertanyaan penting yang patut ditanyakan maupun dihindari!
Tiga yang tidak boleh ditanyakan: Hindari memberi tekanan pada anak
Jangan tanya, “Hari ini kamu anak baik di sekolah tidak?”
Menilai perilaku anak dengan kata “baik” membuat mereka merasa sedang diberi nilai atau penilaian, dan bisa mengakibatkan penolakan. Anak-anak biasanya tidak akan secara sukarela menceritakan hal-hal yang dianggap “nakal”, tetapi jika mereka merasa melakukan hal baik, mereka akan menceritakannya secara alami.
Jangan tanya, “Kapan kamu mau mulai mengerjakan PR?”
Anak-anak sering merasa lelah setelah pulang sekolah, dan dorongan dari orang tua justru bisa membuat mereka jengkel. Saat emosi meningkat, mereka malah bisa semakin menunda-nunda tugas. Berikan ruang agar mereka bisa mengatur waktu sendiri.
Jangan tanya, “Nilai ulanganmu hari ini bagaimana?”
Pertanyaan seperti ini bisa membuat anak merasa bahwa orang tua hanya peduli pada nilai, bukan pada perasaan mereka. Hal ini bisa menambah tekanan dan berdampak negatif pada motivasi belajar anak.
Empat yang boleh ditanyakan: Arahkan anak untuk berpikir positif
Tanya, “Sekolah hari ini menyenangkan tidak? Ada hal seru atau menyenangkan?”
Pertanyaan ini membantu anak mengingat momen-momen menyenangkan sepanjang hari, menumbuhkan perasaan positif terhadap sekolah, dan membuka pembicaraan dengan cara yang ringan.
Tanya, “Kamu merasa ada hal yang kamu lakukan dengan baik hari ini?”
Ini membantu anak mengenali pencapaian dan kelebihan dirinya sendiri, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri.
Tanya, “Hari ini ada kesulitan apa? Perlu bantuan Ayah atau Ibu tidak?”
Meskipun anak belum tentu langsung terbuka, pertanyaan ini menunjukkan bahwa apa pun masalah yang mereka hadapi, mereka selalu bisa pulang dan meminta bantuan, serta merasa aman dan didukung.
Tanya, “Setelah pulang, kamu mau atur waktunya gimana? Mau belajar dan istirahat dibagi seperti apa?”
Ini bukan hanya mengajarkan manajemen waktu, tapi juga memberikan anak rasa kendali atas hidupnya, dan melatih kemandirian serta tanggung jawab.
Cara orang tua menunjukkan perhatian sangat penting bagi perkembangan anak. Dengan menerapkan teknik komunikasi “empat tanya dan tiga hindari” ini, orang tua dapat mempererat hubungan dengan anak sekaligus meningkatkan motivasi mereka untuk belajar. Ingat, komunikasi antara orang tua dan anak bersifat dua arah. Saat anak merasa dicintai dan didukung, mereka akan melangkah lebih mantap dan lebih jauh dalam perjalanan tumbuh kembang mereka!Komunikasi antara orang tua dan anak bersifat dua arah, yang membuat anak merasa dicintai dan didukung. (Gambar/sumber: Genius Leader)
Sumber asli: Genius Leader