Pada tahun 2025, pemulihan pesat industri pariwisata Jepang telah menjadi sorotan global. Menurut data dari Badan Pariwisata Jepang, Jepang menerima total 36,87 juta wisatawan internasional sepanjang tahun 2024. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh penyesuaian kebijakan belanja bebas pajak dan pemulihan permintaan perjalanan yang kuat.
Untuk menarik lebih banyak wisatawan internasional, pemerintah Jepang telah mengoptimalkan kebijakan belanja bebas pajak, memperluas cakupan dari produk elektronik dan kosmetik tradisional ke produk lokal, makanan, dan kerajinan tangan. Kebijakan ini secara signifikan meningkatkan pengalaman belanja wisatawan, terutama bagi wisatawan dari Tiongkok, Korea Selatan, dan Asia Tenggara. Statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2024, rata-rata pengeluaran wisatawan internasional meningkat 20% dibanding tahun sebelumnya, dengan belanja menyumbang 45% dari total pengeluaran.
Selain itu, berbagai daerah di Jepang juga giat mempromosikan kegiatan wisata budaya dan kuliner. Misalnya, pengalaman mengenakan kimono tradisional di Kyoto dan wisata kuliner Michelin di Tokyo sangat populer. Hokkaido dan Okinawa juga menarik wisatawan dengan program wisata khusus, membantu mengurangi ketergantungan pariwisata di wilayah metropolitan.
Berbagai daerah di Jepang secara aktif mengadakan kegiatan Pariwisata Budaya dan Kuliner. (Gambar/sumber: Pexels)
Selain sektor pariwisata, pertumbuhan industri ini juga telah mendorong perkembangan sektor terkait seperti perhotelan, transportasi, dan ritel. Para analis memperkirakan bahwa pemulihan pariwisata akan memperkuat pertumbuhan ekonomi Jepang, sekaligus mendorong keseimbangan pembangunan ekonomi regional.
