Tiger Wang berusia 56 tahun, meninggal dunia akibat kanker adenokarsinoma paru-paru. Pada November tahun lalu, ia mengunjungi rumah sakit karena sakit punggung dan didiagnosis menderita kanker adenokarsinoma paru-paru stadium 4. Sel kanker telah menyebar dari paru-paru kanannya ke tulang leher dan otak.
Selama tujuh bulan menjalani kemoterapi, berat badannya turun dari 89 kilogram menjadi 77 kilogram. Dalam sebuah wawancara dengan media, Tiger Wang mengungkapkan bahwa pada Desember tahun lalu, ia dirawat di rumah sakit dan menjalani operasi serta kemoterapi. Hingga kini, ia telah menyelesaikan sembilan kali sesi kemoterapi dan lebih dari 60 kali terapi radiasi. Meskipun harus menjalani banyak perawatan, ia tetap berterima kasih kepada tim medis atas perawatan mereka dan menyebutkan bahwa ukuran tumornya telah mengecil, dan kondisinya sempat membaik.Dr. Chen Jin-Hsing, Direktur Departemen Bedah di Rumah Sakit Universitas Nasional Taiwan. (Gambar/sumber: Heho Health)
Namun, kondisinya kembali memburuk. Adik perempuannya menulis di media sosial untuk menyampaikan rasa dukanya, "Dengan kepergian Kak Tiger Wang, semuanya menghilang seperti asap!" Dia juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan tim medis yang telah memberikan dukungan dan perawatan selama masa sakitnya.
Kanker paru-paru tetap menjadi salah satu jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia. Berdasarkan data terbaru tahun 2024, ada lebih dari 2,3 juta kasus baru kanker paru-paru setiap tahun, dengan 1,8 juta kematian. Di Taiwan, angka kejadian dan kematian akibat kanker paru-paru terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya jenis kanker dengan pengeluaran tertinggi dalam asuransi kesehatan nasional. Menurut statistik Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan, kanker paru-paru telah menduduki peringkat dua teratas sebagai penyebab kematian akibat kanker selama 44 tahun berturut-turut, dengan mayoritas pasien baru terdiagnosis pada tahap akhir, sehingga menunjukkan pentingnya deteksi dini.
Dr. Chen Jin-hsing menegaskan bahwa computed tomography dosis rendah (LDCT) saat ini merupakan alat terbaik untuk skrining dini kanker paru-paru. Metode ini secara signifikan meningkatkan tingkat diagnosis pada tahap awal. Dia merekomendasikan orang berusia 40 tahun ke atas untuk melakukan LDCT dengan biaya sendiri dan menekankan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin. Selain itu, Dr. Chen menyebutkan bahwa selain merokok dan polusi udara, polusi dalam ruangan dan beberapa zat karsinogen juga bisa menjadi penyebab kanker paru-paru. Ia mengimbau masyarakat untuk meminimalkan paparan terhadap sumber risiko ini.Kanker paru-paru adalah salah satu kanker yang mematikan global. (Gambar/sumber: Heho Health)
Meskipun kanker paru-paru mematikan, deteksi dini dan perawatan yang tepat dapat memberikan peluang untuk sembuh. Mempertahankan kebiasaan hidup sehat, pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menjauhkan diri dari sumber polusi adalah langkah penting dalam pencegahan kanker paru-paru. Melalui upaya pencegahan dan skrining yang aktif, diharapkan ancaman kanker paru-paru terhadap kesehatan masyarakat dapat dikurangi.
Artikel ini disediakan oleh Heho Health dengan izin.