img
:::

5 Fakta Miris Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta

5 Fakta Miris Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta. Sumber: detikNews
5 Fakta Miris Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta. Sumber: detikNews

Menurut sebuah artikel yang telah dilansir di detikNews, lautan sampah terhampar di proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara (Jakut). Mayoritas sampah yang terlihat sampah plastik.

Pantauan detikcom pada Kamis (24/2) siang, terlihat sampah yang menggunung dan membentang di pinggir laut. Tampak tumpukan sampah berdampingan dengan permukiman warga.

Selain itu terlihat juga beberapa petugas kebersihan dari petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Kalibaru dan Petugas dari Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakut tengah mengeruk sampah menggunakan alat berat ekskavator. Sampah yang dikeruk ini akan dibuang ke TPST Bantargebang.

Berikut sejumlah fakta terkait lautan sampah di tanggul laut raksasa di utara Jakarta:

  1. Sudah 4 Tahun

Salah seorang warga RT 06 RW 04 Eka Rahmawati (29), bercerita terkait kondisi lautan sampah itu. Menurutnya, sampah-sampah itu sudah ada selama 4 tahun lamanya.

"Sudah lama dari tahun 2018, empat tahun," kata Eka.

Eka mengatakan sebelumnya di kawasan yang masih menjadi bagian laut tersebut tidak ada sampah. Namun semenjak di bangunnya tanggul laut, warga mulai membuang sampah di sana.

"Nggak (seperti ini awalnya), tadinya laut. Pas dibikin dam (tanggul) begini, orang pada buang sampah seenaknya. Dari mana-mana buang sampahnya ke sini. Sampah pasar, sampah mana, masuknya ke sini," ujarnya.

"Tadinya ini laut, pas didam begini, saluran air nggak jalan, orang buang sampah juga seenaknya," imbuhnya.

  1. Warga Buang Sampah

Eka menuturkan, bukan hanya warga sekitar yang membuang sampah. Dia mengatakan warga di luar RW 04 pun membuang sampah ke sana.

"Sampah mana aja masuk ke sini, ada sampah Tanah Merdeka, Gang Macan, pasar, pada masuk ke sini. Ini kan dari mana-mana, karena orang yang buah sampahnya itu dibayar katanya, mereka buang sampahnya ke sini," keluhnya.

 

  1. Puluhan Truk Per Hari

Dalam satu hari, kata Eka sekitar kurang lebih 50 truk membuang sampah ke sana. Dia mengatakan, warga sebelumnya sempat mengeluhkan kondisi tersebut ke kelurahan setempat.

"Kita sempat ngeluh ke kelurahan. Pernah backhoe waktu itu bersihin, tapi cuman sekali doang itupun malam bersihinnya. Backhoe sekali doang, orang buang sampahnya berkali-kali," ucap Eka.

5 Fakta Miris Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta. Sumber: detikNews

5 Fakta Miris Lautan Sampah di Tanggul Laut Raksasa Jakarta. Sumber: detikNews

  1. Khawatir Penyakit

Penuturan serupa juga diungkapkan Wasti (25), warga RT 06. Dia dan warga sekitar juga mengeluhkan kondisi kawasan pemukiman yang dipenuhi sampah.

"Ngerasa resah juga, nggak nyaman, kayak menyebabkan penyakit. Kalau musim hujan, banjir masuk sampahnya ke dalam," kata Wasti.

Dia berharap, pemerintah serius dalam menangani permasalahan sampah yang ada agar warga bisa beraktivitas dengan nyaman.

"Ya semoga segera dibersihkan lah, kayak dulu lagi jadi kitanya nyaman di sini," ucap Wasti.

  1. PUPR Diminta Kebut Proyek Tanggul

Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakut berharap Kementerian PUPR mengebut proyek tanggul laut itu. Diketahui, hamparan sampah tersebut berada di dekat proyek Proyek Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Kementerian PUPR diharap membangun jalan inspeksi di dekat tanggul.

"Ini kan akibat dari belum diselesaikannya pembangunan jalan inspeksi oleh Kementerian PUPR. Jadi area sini ada beberapa plang ini kawasan PUPR, artinya ini bagian dari kegiatan NCICD," kata Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Achmad Hariadi, saat ditemui di lokasi, Kamis (24/2/2022).

Menurutnya, jika program tanggul NCICD ini segera diselesaikan, tidak akan ada lagi kawasan kumuh di sana.

"Ini bertahap, kita sudah lihat di sebelah kiri itu sudah dilakukan penataan, di RW 06 juga sudah dilakukan penataan. Nantinya lokasi ini tidak akan lagi kumuh bilamana NCICD ini dijalankan," imbuhnya.

Seperti diketahui, panjang area yang tertimbun sampah di sana mencapai 400 meter. Hariadi mengatakan saat ini pihaknya tengah berusaha mengatasi tumpukan sampah yang menyumbat saluran air.

"Jadi yang paling penting itu kegiatan penanganan kita tidak optimalkan pengerukan karena khawatir jalan inspeksi tergerus, tetapi yang paling penting adalah membuka akses air supaya tidak tersumbat," kata dia.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading