Sumber nutrisi yang murah dan mudah diakses, termasuk protein, sangat penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan malnutrisi di dunia. Di Indonesia, isu terkait gizi semakin mengkhawatirkan, baik kekurangan gizi seperti stunting maupun kelebihan gizi seperti obesitas.
Selain daging dan susu, kacang-kacangan menjadi alternatif sumber protein yang lebih terjangkau. Menurut Direktur Divisi Produksi dan Perlindungan Tanaman FAO, Yurdi Yasmi, kacang-kacangan memiliki kandungan gizi tinggi yang membantu mengatasi kerawanan pangan. Dalam peringatan Hari Kacang-kacangan Sedunia, ia menekankan manfaatnya bagi kesehatan, termasuk menurunkan kolesterol, mengontrol gula darah, serta mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung.
FAO memproyeksikan konsumsi kacang-kacangan global akan meningkat dari 7 kg per orang per tahun pada 2022 menjadi 8,6 kg pada 2032. Indonesia, sebagai salah satu produsen kacang-kacangan terbesar di Asia, menyumbang 8,5% dari produksi global pada 2018-2019. Selain sebagai sumber pangan, kacang-kacangan juga penting bagi sistem pertanian berkelanjutan karena mampu memperbaiki kesuburan tanah, menangkal erosi, dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kacang-kacangan dalam pola makan sehari-hari, seperti tempe, tahu, dan berbagai kudapan tradisional. Namun, dari lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan yang ada, hanya sebagian kecil yang dikonsumsi secara luas. Beberapa jenis lokal yang bernutrisi tinggi tetapi sering terlupakan termasuk Kacang Tolo, Lamtoro, dan Kacang Koro, yang sebenarnya dapat diolah menjadi berbagai hidangan bergizi.
Makanan terbaik untuk tubuh berenergi di usia 50-an. (ilustrasi)
Rajendra Aryal, Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, menyoroti peran petani keluarga dalam melestarikan keanekaragaman hayati pangan. Oleh karena itu, FAO dan Kementerian Pertanian terus mendorong pertanian keluarga agar lebih berkembang.
“Pada Hari Kacang-kacangan Sedunia ini, kami mengajak masyarakat untuk lebih banyak mengonsumsi kacang-kacangan lokal yang kaya manfaat bagi kesehatan, pertanian, dan ketahanan pangan Indonesia,” ujar Rajendra.
