:::

Beberapa Negara Tak Dihuni Ular Seekor Pun, Ini Alasannya

Ilustrasi ular.(Shutterstock)
Ilustrasi ular.(Shutterstock)

Menurut berita yang dilansir dari kompas.com, Ada sekitar 3000 spesies ular yang tersebar di seluruh dunia kecuali di Antartika, Islandia, Irlandia, Greenland, Hawaii, Vatikan dan Selandia Baru. Melansir dari National Geographic, dari 3000 spesies ular ini, 600 di antaranya adalah ular berbisa. Dan sekitar 200 spesies atau tujuh persen dari keseluruhan spesies ular, memiliki bisa sangat mematikan hingga bisa membunuh manusia. Ular tersebar di mana-mana, dari dataran tinggi hingga di dalam air atau perairan. Namun di beberapa kawasan bumi seperti yang disebutkan di atas, tak dihuni ular sama sekali atau nol populasi.

Berita lainnya: Mengapa Melihat Foto Makanan Memicu Lapar? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa beberapa kawasan bumi tak dihuni ular

Ular sudah hidup di muka bumi selama ribuan tahun. Dan ular menyelinap kemana saja mereka mau, kecuali ke beberapa sudut bumi tertentu. Ada banyak alasan mengapa ular tak mau datang, menetap dan berkembang biak di beberapa sudut bumi tersebut.

Yang pertama, adalah karena alasan cuaca dan suhu udara. Ular sendiri adalah hewan berdarah dingin yang membutuhkan ekosistem dengan suhu hangat tertentu agar mereka bisa menstabilkan suhu tubuhnya. Ketika harus tinggal di Antartika, ular tak bisa mempertahankan suhu tubuhnya dengan stabil sehingga tak bisa bertahan hidup. Melansir dari Pop Science, tak banyak hewan yang bisa bertahan hidup di ekosistem bersuhu minus derajat celcius seperti di dekat kutub, termasuk ular. Itulah sebabnya, tak ada habitat ular ditemukan di wilayah-wilayah dingin yang berdekatan dengan kutub seperti di Arktika.

Sedangkan wilayah terpencil seperti Hawaii tak dihuni ular karena wilayah tersebut adalah pulau yang terisolasi secara geografis, terletak jauh dari pulau-pulau lainnya. Pulau yang terisolasi, memang cenderung memiliki ekosistem binatang yang terbatas. Meskipun tak semua wilayah kepulauan bebas ular seperti di Kepulauan Karibia, Polinesia dan Madagaskar. Wilayah-wilayah ini meski terpisah secara geografis dengan pulau lainnya, tapi dulunya adalah satu wilayah pulau besar yang akhirnya terpisah karena bencana, atau yang jarak antar pulaunya cukup dekat sehingga memungkinkan kawanan ular menyeberang melalui jalan air. Selandia Baru, Greenland dan Cape Verde termasuk wilayah bebas ular karena memiliki wilayah geografis yang sangat jauh dari pulau-pulau besar lainnya. Sehingga tak ada kawanan ular yang bisa menyeberangi air dan mencapai wilayah negara-negera tersebut.

Ular pohon coklat menjadi spesies invasif di Guam semenjak perang dunia II.(Unsplash/David Clode)

Ular pohon coklat menjadi spesies invasif di Guam semenjak perang dunia II.(Unsplash/David Clode)

Berita lainnya: 5 Tips Menggunakan Cermin untuk Memperbesar Ruang Tamu

Meski begitu, tak ada penelitian ilmiah yang bisa memastikan bahwa wilayah-wilayah ini akan selamanya bebas ular. Karena perpindahan satwa bisa terbantu oleh banyak hal, seperti misalnya perpindahan penduduk atau jalur perdagangan. Seperti misalnya di Guam, salah satu wilayah kekuasaan Amerika di Pasifik, sebelumnya tak memiliki habitat ular hingga pecahnya Perang Dunia II. Selama perang, kapal kargo yang merapat di sana secara tak sengaja membawa serta spesies ular pohon coklat. Hingga kini, spesies ular ini menjadi spesies invasif di kawasan Guam. Selain karena faktor cuaca dan kondisi geografis, ada pula wilayah di permukaan bumi yang tak dihuni ular sama sekali karena wilayah tersebut tak memiliki kawasan hutan alami sama sekali, seperti di Kota Vatikan.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading