Bulan Mei tahun ini, Departemen Imigrasi mengumumkan pemenang Proyek Bangunan Impian Penduduk Baru dan Anak Angkatan ke-7. Yang paling banyak ditanyakan oleh pembaca adalah Guan Meilian (官美連) yang berasal dari Indonesia dan putrinya Liu Yuzhen (劉玉珍). Topiknya adalah "Menjahit Pakaian Impian Sang Ibu", yang menggabungkan kerajinan Batik tradisional Indonesia dengan karakteristik Taiwan untuk menjahit pakaian batik yang modis. Karyanya ini tidak hanya diakui oleh Departemen Imigrasi sebagai "Pemenang Proyek Bangunan Impian Penduduk Baru dan Anak Angkatan ke-7”, tetapi juga banyak pembaca di Facebook [Taiwan 我來了] bertanya apakah ada cara untuk membeli atau berpartisipasi dalam kursus batik Indonesia.
Liu Yuzhen berkonsentrasi membuat batik Indonesia
Guan Meilian berasal dari Jakarta, Indonesia. Awalnya ia dipekerjakan untuk bekerja di sebuah pabrik di Taiwan. Tepat sebelum kontrak berakhir, ia bertemu suaminya melalui perkenalan seorang teman. Guan Meilian yang berperilaku baik dan berbudi luhur sangat dicintai oleh suaminya dan cepat menikahi Meilian sebelum pulang kembali ke Indonesia.
Saat awal menikah, Guan Meilian sering salah naik bus dan kereta karena kendala bahasa. Di desa, tetangganya memandang dan mendiskriminasi ia, yang membuatnya merasa sangat frustrasi. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk belajar bahasa Mandarin dan bahkan Hakka. Ketika mengambil tes dialek Hakka, guru memuji Guan Meilian berbicara sangat bagus.
Memadukan batik tradisional Indonesia dengan ciri khas Taiwan, batik karya Guan Meilian dan putrinya Liu Yuzhen disukai oleh dunia seni rupa dan diundang untuk dipamerkan di ruang pameran seni rupa.
Guan Meilian yang antusias dan ceria merasakan banyak ketidaknyamanan saat pertama kali datang ke Taiwan. Ia bertemu banyak orang baik yang membantunya. Saat anaknya masuk sekolah dasar, ia pun secara aktif masuk ke sekolah dan mengajari Bahasa Indonesia dan mengikuti pelatihan juru bahasa yang diadakan oleh Departemen Imigrasi. Ia membagikan kesan pesan kehidupannya selama di Taiwan dan membagikan pengalamannya kepada penduduk baru lainnya. Berharap melalui pengalamannya, mereka dapat beradaptasi dengan lingkungan baru sesegera mungkin.
Guan Meilian berkata bahwa dapat membantu mereka yang membutuhkan adalah kebahagiaan dan pencapaian terbesar.
Memadukan batik tradisional Indonesia dengan ciri khas Taiwan, batik karya Guan Meilian dan putrinya Liu Yuzhen disukai oleh dunia seni rupa dan diundang untuk dipamerkan di ruang pameran seni rupa.
Guan Meilian bertugas sebagai juru bahasa di Stasiun Layanan Taoyuan Departemen Imigrasi tiga hari seminggu dan juga menjadi Guru Bahasa Indonesia di lima Sekolah Dasar. Kehidupan seperti ini Guan Meilian jalani selama 10 tahun dan membuatnya menjadi sukses seperti sekarang. Selain itu, Guan Meilian juga aktif mempromosikan budaya tradisional Indonesia wayang kulit dan batik tradisional kepada siswa dan teman-teman Taiwan. Guan Meilian mengatakan bahwa seni tidak mengenal batas, dan tidak ada kendala bahasa. Menggunakan seni memperkenalkan budaya Indonesia adalah cara terbaik untuk memahami dan belajar tentang budaya asing, terutama untuk anak kecil, itu adalah bahan ajar terbaik.
Liu Yuzhen, putri Guan Meilian, dari kecil hingga besar melihat ibunya menyiapkan wayang dan batik untuk materi kelas, sehingga ia sangat tertarik pada warna dan seni. Sebelum datang ke Taiwan, keluarga Guan Meilian menjual kain dan memproduksi pakaian dan ia dipengaruhi sejak masih kecil. Putrinya Liu Yuzhen saat ini belajar desain mode di Zhongli. Momen yang paling membahagiakan bagi ibu dan anak adalah bersama-sama membatik, mendesain dan menjahit baju di rumah.
Alat dan bahan batik Indonesia dibawa pulang ke Taiwan setiap pulang ke Indonesia
Guan Meilian mengatakan bahwa putrinya sangat tertarik dengan batik Indonesia, dan dia juga memiliki ide dan kreativitasnya sendiri. Tahun 2019, saya pergi ke Jawa Timur, Indonesia, tempat kelahiran batik, untuk belajar membatik dari para profesional. “Sebelumnya di Taiwan, jika mengenakan pakaian batik tradisional Indonesia dan berjalan di jalan, orang yang lewat akan menatap Anda dengan mata yang aneh.” Putrinya di samping mengatakan, “Batik tradisional benar-benar kuno, warnanya pekat, dan terlihat seperti seorang wanita tua. Batik darah campuran Taiwan yang dirancang oleh ibu saya dan saya lebih modis. Saya upload di IG dan banyak orang yang suka."
Guan Meilian tahu semua tentang kain. Ia berbagi bahwa batik Indonesia adalah teknik profesional lama dan merupakan budaya Indonesia yang sangat penting. Corak batik bervariasi sesuai dengan cerita rakyat masing-masing kabupaten di Indonesia, misalnya Bali memiliki banyak pura, pola batik juga didominasi oleh candi dan patung, Jawa didominasi oleh bunga, burung dan binatang. Kostum batik di Jakarta berwarna cerah dan terlihat semarak.
Alat dan bahan batik Indonesia dibawa pulang ke Taiwan setiap pulang ke Indonesia
Dalam rangka mempromosikan batik Indonesia kepada siswa dan teman-teman Taiwan, Guan Meilian membawa banyak bahan batik dari Indonesia kembali ke Taiwan setiap tahun. Putrinya yang sangat tertarik dengan batik tahu bagaimana menganalisis perbedaan bahan lilin yang dibeli dari tempat asal, bahkan iklim di Taiwan lebih basah dari Indonesia, bagaimana mengontrol suhu dan kelembaban dalam ruangan, bagaimana mencampur pigmen untuk mewarnai kain, dan bagaimana mewarnai karya yang sudah jadi menjadi lebih berwarna, putrinya lebih profesional dari ia. Kata Guan Meilian, karya batik putri saya masih dipilih untuk dipamerkan di Yangmei Art Exhibition Hall (楊梅藝術展覽館展覽), dan pameran akan berlangsung hingga akhir Desember tahun ini.
Bakat seni putri membuat batik tradisional Indonesia semakin inovatif dan modis
Guan Meilian, yang telah terlibat aktif dalam mempromosikan bahasa ibu dan warisan budaya Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, dengan bangga mengatakan bahwa sekarang putrinya lebih mirip orang Indonesia daripada saya. Liu Yuzhen biasanya membantu ibunya menyusun dan merancang kursus yang berkaitan dengan budaya Indonesia. Dia suka makan makanan Indonesia yang dimasak oleh ibunya. Kali ini, putrinya yang berinisiatif berpartisipasi dalam "Proyek Pembangunan Impian Penduduk Baru dan Anak-anaknya" dan menggunakan “menjahit baju impian sang ibu” sebagai tema. Melalui proyek pembangunan impian, ia membeli alat dan bahan yang dibutuhkan untuk baju batik dan secara aktif merencanakan pertunjukan kostum tradisional Indonesia. Memakai baju hasil rancangan sendiri dan jalan di panggung bersama ibu, mewujudkan impian ibu yang belum terpenuhi sebagai perancang busana.
Ke depannya, Guan Meilian dan putrinya Liu Yuzhen berencana untuk mengadakan lebih banyak kursus batik Indonesia untuk mempromosikan budaya tradisional Indonesia. Mereka juga mencoba belajar mikro-commerce online agar lebih banyak orang dapat membeli karya-karya batik yang indah ini.