Berdasarkan data statistik Kementerian Dalam Negeri, hingga Juli 2024, terdapat 600.302 imigran baru di Taiwan karena hubungan pernikahan, termasuk mereka yang berasal dari Asia Tenggara, Daratan Tiongkok (termasuk Hong Kong dan Makau), dan wilayah lainnya (Ditjen Imigrasi, 2024). Dengan mempertimbangkan imigran baru yang memulai kehidupan baru di Taiwan dan mengambil peran penting dalam perawatan keluarga, tanggung jawab di tempat kerja, adaptasi kehidupan, atau promosi budaya, pemerintah dan masyarakat sipil telah lama menyoroti masalah ini sejak tahun 2000, ketika jumlah imigran baru yang datang ke Taiwan mencapai puncaknya. Pemerintah telah menetapkan kebijakan dan peraturan terkait untuk membantu imigran baru dan anak-anak mereka berintegrasi ke dalam masyarakat Taiwan dan membangun hubungan yang harmonis antar kelompok etnis.
Pertama, Kementerian Dalam Negeri pada tahun 2012 meluncurkan Proyek Obor Imigran Baru, termasuk lebih dari sepuluh sub-proyek dengan pendanaan lebih dari NT$100 juta. Proyek ini mencakup pembelajaran bahasa dan budaya imigran baru di Taiwan. Selanjutnya berturut-turut membentuk Dana Konseling Pasangan Asing, dan saat ini tengah mengalokasikan Dana Pengembangan Imigran Baru dengan jumlah lebih dari NT$200 juta setiap tahun untuk departemen pemerintah dan asosiasi swasta. Proyek ini mencakup empat sub-proyek: 1) Program Layanan Jaringan Keamanan Sosial Imigran Baru, 2) Program Pengembangan Keluarga Imigran Baru dan Perawatan Anak, Program Multikultural, 3) Program Pusat Layanan Keluarga, Layanan Inovatif untuk Imigran Baru, Program Pengembangan Bakat, dan Pengaktifan Industri, 4) Layanan Inovatif untuk Imigran Baru, Pengembangan Bakat, dan Pengaktifan Industri. Dari Januari hingga Juni 2024, terdapat 108 pengajuan permohonan, dengan 90 pengajuan disetujui dan total pendanaan sebesar NT$92.939.652, yang diklasifikasikan sebagai berikut: 7 pengajuan dari pemerintah pusat (NT$61.008.321), 58 dari pemerintah daerah (NT$27.080.123), dan 25 dari organisasi swasta (NT$4.851.208).
Selain itu, pada tahun 2014, Kementerian Pendidikan memasukkan bahasa Asia Tenggara dalam kurikulum pendidikan wajib 12 tahun di mana siswa sekolah dasar di Taiwan harus memilih salah satu dari empat bahasa: bahasa Taiwan, Hakka, bahasa Penduduk Asli, atau bahasa Imigran Baru. Di tingkat SMP, bahasa ini bersifat opsional, dan di tingkat SMA, bahasa ini menjadi bahasa asing kedua sebagai mata pelajaran pilihan. Saat ini, hampir 20.000 siswa di seluruh Taiwan belajar bahasa-bahasa ini, dan lebih dari 800 imigran baru dan generasi kedua menjadi guru pendukung untuk kursus bahasa ini. Dari tahun 2024 hingga 2027, Kementerian Pendidikan akan melaksanakan "New Immigrant Talent Nurturing Project" dengan tiga tujuan utama: Mengembangkan bakat pada anak-anak imigran baru, mendukung pengembangan potensi imigran baru, dan menciptakan masyarakat yang ramah dan inklusif.Program Pengembangan Bakat Kementerian Pendidikan tahun 2024-2027 (Sumber: Kementerian Pendidikan 2024)
Kebijakan yang disebutkan di atas telah dilaksanakan selama bertahun-tahun, dan baru-baru ini, "New Immigrant Basic Law" telah disahkan pada 12 Agustus 2024, dengan tujuan utama untuk melindungi semangat konstitusi multikultural, melindungi dan membantu imigran baru untuk berintegrasi ke dalam masyarakat Taiwan, dan membangun hubungan harmonis antar kelompok etnis.
Masyarakat menaruh perhatian atas adaptasi hidup dari penduduk imigran baru, apakah semua penduduk imigran baru dapat merasakan kebijakan dan undang-undang terkait? Dari hasil survei Kebutuhan Hidup Penduduk Imigran Baru 2023 yang diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri dalam pres rilis pada 19 Juli 2024 dapat diketahui (Gambar 2): tingkat partisipasi angkatan kerja penduduk baru lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lokal, 14,2% penduduk imigran baru bersedia memulai usaha, dan pendapatan rata-rata bulanan rumah tangga meningkat. tingkat partisipasi sosial penduduk imigran baru sebesar 31,5% dengan 63% berpartisipasi dalam layanan perawatan, 92% penduduk imigran baru menyampaikan bahwa kehidupan mereka bahagia, sedangkan 77,3% dari mereka yang berusia di atas 50 tahun ingin pensiun di Taiwan, dan 50% dari mereka yang berusia di atas 50 tahun merasa Taiwan telah menjadi lebih baik.Survei Kebutuhan Hidup Penduduk Imigran Baru Tahun 2023
Survei kebutuhan hidup penduduk imigran baru, selain mendapatkan tanggapan positif dari kepuasan, masih ada beberapa bagian yang memerlukan perhatian lebih: Misalnya, masih ada 7,9% penduduk imigran baru yang merasa tidak bahagia. Dibandingkan dengan awal pernikahan ketika pindah ke Taiwan: Lebih dari 50% merasa bahwa sikap masyarakat Taiwan, lingkungan kerja yang ramah, layanan pemerintah, atau langkah-langkah kesejahteraan telah membaik, lebih dari 40% merasa tidak ada perubahan, dan 2-3% merasa memburuk. Mengenai hak-hak penduduk imigran baru di Taiwan, 46,0% merasa hak-hak mereka telah membaik, 51,2% merasa tidak ada perubahan, dan 2,8% merasa memburuk.
Survei ini dilakukan setiap 5 tahun sekali dan memberikan referensi bagi pemerintah dan organisasi non-pemerintah untuk mengembangkan layanan dan kebijakan terkait. Survei mencakup 22 kabupaten dan kota di seluruh negeri, mencakup pasangan asing dan Daratan Tiongkok (termasuk Hongkong dan Makau) yang telah mendapatkan izin tinggal yang sah atau kewarganegaraan Taiwan, tidak termasuk mereka yang telah berada di luar negeri selama lebih dari 2 tahun. Dua jenis metode survei yang digunakan: Survei tatap muka yang dilakukan melalu wawancara langsung dengan pengelompokan berdasarkan wilayah dan kewarganegaraan; Sistem pengambilan sampel, dengan total sampel yang valid sebanyak 10.430 orang. Wawancara kualitatif: Dilakukan dalam bentuk simposium yang diselenggarakan sebanyak 12 sesi tersebat di bagian utara, tengah, selatan dan timur Taiwan, dengan total penduduk imigran baru yang hadir sebanyak 94 orang. Biaya penelitian dikeluarkan oleh Dana Pembangunan Penduduk Imigran Baru
Kesimpulannya, masyarakat Taiwan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan supremasi hukum, dengan perlindungan besar bagi warganya. Pemerintah dan masyarakat sipil terus berupaya mendukung adaptasi dan hak-hak imigran baru. Sebagai seorang pendidik yang berkomitmen pada isu pendidikan multikultural dan harmoni etnis, saya percaya bahwa hasil yang diperoleh positif, tetapi masih perlu perhatian lebih lanjut untuk memperbaiki dan membangun hubungan yang harmonis antar kelompok etnis.
Penulis: Ou Ya-mei
Posisi: Inspektur, Biro Pendidikan Kota New Taipei
Pendidikan: Ph.D. dalam Kebijakan dan Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Nasional Taipei
Pengalaman:
- Kepala Sekolah, SD Pingding, Distrik Tamsui (2017-2024, pensiun pada 2024)
- Koordinator Proyek Kota Pembelajaran, Kota New Taipei (2022-sekarang)
- Kepala Tim Proyek Bimbingan Pembelajaran Seumur Hidup, Kota New Taipei (2010-2023)
- Wakil Koordinator Tim Bimbingan Budaya dan Pendidikan Imigran Baru, Kota New Taipei (2010-2023)
- Pemimpin Redaksi 126 Buku Ajar Bahasa Tujuh untuk Imigran Baru (2016-2021)
- Pemimpin Proyek Kolaborasi Buku Ajar Digital untuk Bahasa Imigran Baru Kementerian Pendidikan (2017-2021)
- Anggota Komite Penyusun Kurikulum Bahasa Imigran Baru (2014-2016)