:::

Terinspirasi Sejak Menjadi Sukarelawan di Perkuliahan, Li Yao Membangun Jembatan Antara Imigran Baru Kaohsiung dengan Kehidupan di Taiwan

Li Yao, imigran baru dari Kota Qingyang, Provinsi Gansu, membantu imigran baru setempat melalui komunitas kuliah dan Kaohsiung International New Residents Association. (Sumber foto : Li Yao)
Li Yao, imigran baru dari Kota Qingyang, Provinsi Gansu, membantu imigran baru setempat melalui komunitas kuliah dan Kaohsiung International New Residents Association. (Sumber foto : Li Yao)

Dari komunitas ke masyarakat, dan dari relawan menjadi ketua asosiasi pendatang baru internasional, Li Yao seorang imigran baru asal Gansu yang telah tinggal di Taiwan selama lebih dari 20 tahun, memutuskan untuk menjadi relawan untuk mengatasi kesulitan kerja dan pendidikan yang dihadapi oleh imigran baru. Sambil belajar, ia juga melayani masyarakat, membantu saudari imigran baru mengatasi kesulitan, dan membantu imigran baru berintegrasi ke dalam kehidupan di Taiwan.

Foto keluarga Li Yao.

(Sumber foto : Li Yao)

Lebih dari 20 tahun yang lalu, kebijakan pendukung kehidupan imigran baru belum begitu matang, dan lebih banyak hambatan bagi imigran baru yang ingin bekerja atau belajar. Pada tahun-tahun pertamanya di Taiwan, Li Yao kebanyakan menghabiskan waktunya di rumah untuk merawat mertuanya. Untungnya, kakek dan neneknya dari Fujian pernah datang ke Taiwan ketika masih muda, dan memahami kesulitan hidup di negeri orang dan sangat menghargai Li Yao. 

Ketika mengetahui bahwa 岡山社區大學Universitas Komunitas Gangshan, Kaohsiung menawarkan kursus adaptasi kehidupan untuk imigran baru, ia bergabung dengan tim relawan universitas tersebut. Dia memiliki kesempatan untuk menjadi guru di kelas pendampingan setelah sekolah di komunitas dan kemudian menerima posisi sebagai sekretaris.

Dengan menyelenggarakan kursus makanan eksotik, para saudari yang baru menetap di Taiwan dapat berbagi budaya kampung halamannya.

(Sumber foto : Li Yao)

Li Yao mengatakan bahwa saat itu pemerintah kota Kaohsiung mengandalkan organisasi masyarakat sipil untuk mengurus banyak urusan dari Departemen Pendidikan. Asosiasi Pengembangan di Gangshan 綠繡眼發展協會adalah salah satu dari organisasi tersebut. Asosiasi ini juga ingin mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam urusan publik dan peduli dengan isu-isu lingkungan lokal. Ketika Li Yao bergabung dengan asosiasi, ia juga memasukkan layanan imigran baru ke dalam sistem asosiasi. Asosiasi sangat mendukung ini, mengadakan banyak kursus terkait imigran baru, menggabungkan dengan area lain, mengadakan kontes masakan, dan bahkan menerbitkan buku masakan internasional.

Saat itu, tidak ada organisasi layanan imigran baru di Gangshan. Untuk lebih membantu teman-teman imigran baru, Asosiasi 綠繡眼發展協會dengan dukungan dari rekan-rekan yang memiliki visi yang sama, mendirikan Asosiasi Imigran Baru Internasional Kaohsiung dan mengundang Li Yao untuk menjadi ketua. Melalui asosiasi ini, mereka berharap dapat mengenalkan lebih banyak imigran baru kepada masyarakat.

Foto bersama imigran baru.

(Sumber foto : Li Yao)

Setelah pendirian Asosiasi Imigran Baru Internasional Kaohsiung, banyak saudari imigran baru dapat mengungkapkan kisah mereka melalui pertemuan mingguan, mengekspresikan pendapat mereka mengenai perbedaan budaya. Selain itu, asosiasi juga akan bekerja sama dengan berbagai departemen pemerintah untuk merencanakan berbagai kursus, bekerja sama dengan Departemen Tenaga Kerja untuk menyediakan pelatihan kerja, dan dengan stasiun layanan Direktorat Imigrasi untuk merencanakan urusan internasional untuk membantu imigran baru yang kurang memiliki sumber daya.

Kegiatan wayang kulit yang menyenangkan dan menarik bagi penghuni baru, memungkinkan anak-anak segala usia belajar tentang budaya tradisional.

(Sumber foto : Li Yao)

Selain itu, mereka juga akan mengundang instruktur dari berbagai negara untuk mengadakan kursus memasak internasional, bertemu dengan dunia melalui meja makan. Banyak saudari imigran baru yang berpartisipasi sangat muda dan ramah, dan mereka dengan cepat menjadi teman baik.

Li Yao menekankan bahwa saat ini, selain menyelenggarakan berbagai kursus secara stabil, asosiasi dan universitas komunitas juga sangat menghargai budaya tradisional setempat. Mereka bekerja sama dengan satu-satunya museum wayang kulit di seluruh Taiwan untuk mempromosikan budaya wayang kulit. Melalui cerita perjalanan hidup pendatang baru ke Taiwan, ditambah dengan aktivitas apresiasi instrumen musik, mereka berharap agar orang dewasa dan anak-anak bisa jatuh cinta pada seni ini. Kedepannya, mereka juga berencana untuk merencanakan proyek seperti pemandu wisata dan petugas pelayanan wisata, untuk mengkomunikasikan keindahan budaya multikultural Taiwan ke dunia luar.

Artikel lainnya : Hu Yingyue, Penerjemah Yudisial Profesional Membantu Imigran Baru dalam Menerima Kesetaraan di Hadapan Hukum

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading