0912.JPG)
Kementerian Luar Negeri (外交部) baru-baru ini bersama dengan “Cross-Strait Exchange Vision Foundation (財團法人兩岸交流遠景基金會)” mengadakan Ketagalan Forum-2021 Asia-Pacific Security Dialogue (凱達格蘭論壇—2021亞太安全對話). Yang hadir antara lain Chen Tangshan (陳唐山), Wakil Menteri Urusan Pemerintahan, Tian Guangzhong (田光中), Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional, Si Jian (斯儉), Anggota Penasehat TaiwanThinktank (台灣智庫), Lai Yizhong (賴怡忠). Melalui upaya bersama semua pihak memperkuat kerja sama dan dialog, dan bekerja sama untuk menjaga dan mempromosikan perdamaian, keamanan, dan kemakmuran di wilayah Indo-Pasifik.
Baca juga: Pemerintah Taoyuan Memperingatkan Peringatan Mengenai Flu Babi
0912.jpg)
Presiden Tsai Yingwen merekam pidato untuk acara pembukaan. Sumber: Kementerian Luar Negeri
Menanggapi pandemi global dan mematuhi peraturan pencegahan pandemi lokal, forum tahun ini diadakan secara online, mengundang anggota penting untuk membuat pidato pembukaan dan pidato utama, dan mendiskusikan tantangan dan peluang di era pasca-pandemi dengan pejabat tinggi , cendekiawan dan pakar dari negara-negara regional. Forum terdiri atas empat sesi yang berfokus pada masalah keamanan regional, termasuk perubahan di Selat Taiwan, pengembangan "Quadruple Security Dialogue" (QUAD), pemaksaan zona abu-abu, dan pembentukan rantai pasokan yang andal, dan topik keamaan di era pasca pandemi lainnya.
0912.jpg)
Sebanyak 16 orang pejabat tinggi, mantan pejabat dan cendekiawan dari berbagai negara turut berpartisipasi dalam Ketagalan Forum. Sumber: Kementerian Luar Negeri
Selain itu, Randall Schriver, ketua "2049 Project Research Institute (2049計畫研究所)" dari Thinktank Washington (美國華府智庫), Makishima Karen dari Jepang, Peter Jennings, CEO dari "Australian Institute for Strategic Policy Research (澳大利亞戰略政策研究所)" (ASPI), mantan Wakil Perdana Menteri Selatan Korea Hyun Mi-suk (玄旿錫), mantan Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam Fan Guangrong (范光榮) dan Bert Hofman, Direktur Institut Asia Timur dari Universitas Nasional Singapura (國立新加坡大學東亞所所長). Sebanyak 16 pejabat dan akademisi melakukan diskusi mendalam, yang berasal dari Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Australia, India, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, dan Filipina.
