Kementerian Pendidikan Taiwan secara aktif mendorong generasi kedua anak-anak imigran untuk berinteraksi dengan siswa dari negara-negara Asia Tenggara, dengan tujuan memperluas pandangan dan meningkatkan kesempatan belajar bahasa ibu. Meskipun aktivitas pertukaran internasional sebelumnya beralih ke platform online karena dampak pandemi, namun mulai tahun ini, kegiatan fisik telah pulih melalui pertukaran antar sekolah. Hingga saat ini, 108 siswa asal Taiwan telah berpartisipasi, sementara 86 siswa dari wilayah Asia Tenggara berkunjung.
SMA Yuanlin di Kabupaten Changhua telah menjalin hubungan sekolah kembar dengan Star University di Surabaya, Indonesia, dan mengatur kunjungan siswa.
(Sumber foto : Menteri Pendidikan)
Kementerian Pendidikan menjelaskan bahwa Sekolah Menengah Umum Yuanlin di Changhua dan SMA Xingchen di Surabaya, Indonesia, memiliki hubungan kerjasama dan mereka mengatur kunjungan siswa pada bulan Oktober. Selain mengunjungi situs-situs budaya lokal seperti Kantor Gubernur Surabaya, Museum Tembakau, dan Monumen Kemerdekaan, mereka juga menghadiri kelas di sekolah setempat dan tinggal di keluarga asuh, mendapatkan pengalaman langsung dari kehidupan siswa setempat. Siswa dan guru dari SMA Xingchen juga berencana untuk mengunjungi Taiwan pada bulan Desember untuk meningkatkan pertukaran akademis kedua belah pihak.
Dari total 108 siswa Taiwan yang berpartisipasi dalam pertukaran siswa ini, 92 di antaranya adalah anak-anak imigran. Harapannya adalah setelah pandemi berakhir dan aktivitas fisik pulih sepenuhnya, lebih banyak sekolah dan siswa muda dapat terus berpartisipasi dalam pertukaran dengan sekolah-sekolah di Asia Tenggara untuk memperdalam kerjasama bilateral.
Artikel lainnya : Johnni, Imigran Baru asal Denmark Kembali ke Taiwan Demi Putrinya dan Berdedikasi Membina Pemain Sepak Bola Taiwan
