Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap kasus Corona di Indonesia melonjak dua kali lipat setelah sebelumnya sempat melandai. Libur Lebaran dan penyebaran varian baru Corona menjadi dua penyebab utamanya.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat membuka Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) di Kendari, Sulawesi Tenggara, seperti disiarkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (30/6/2021). Jokowi mulanya menyampaikan kondisi saat ini sangat sulit bagi dunia usaha.
"Saat-saat ini adalah saat yang sangat sulit saat yang tidak mudah bagi dunia usaha bagi ekonomi kita maupun ekonomi global, betul-betul sangat sulit dan tidak gampang menyelesaikan persoalan karena tidak hanya satu soal urusan ekonomi, tetapi juga urusan kesehatan," kata Jokowi.
Berita lainnya: Siaga Tingkat 3 Diperpanjang Hingga 12 Juli, Chen Shih-Zhong: Mari Bersatu Melawan Pandemi
Barulah Jokowi berbicara mengenai lonjakan jumlah kasus Corona di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir ini. Jokowi juga mencontohkan India yang mengalami lonjakan eksponensial.
"Kita tahu, yang lonjakannya eksponensial beberapa bulan yang lalu adalah India. India pernah di 2020 berada di angka 50 ribu kasus aktif per hari, kemudian turun menjadi 9.000 kasus per hari dan di akhir Januari awal Februari, naik eksponensial dari 9.000 menjadi 370 ribu per hari. Lompatan yang sangat eksponensial sekali dan saat ini India sudah anjlok lagi turun menjadi 50 ribu kasus per hari," kata Jokowi.
Jokowi Ungkap 2 Penyebab Lonjakan Kasus Corona 2 Kali Lipat. Sumber: detikNews.com
Mantan Gubernur DKI itu mengatakan Indonesia harus belajar dari India. Bahkan Jokowi mengaku sempat menelepon PM India Narendra Modi pada awal 2021.
"Kita belajar dari sana, tanya Pak Menteri Kesehatan, bulan Januari telepon Menteri Kesehatan India. Saya pun juga telepon Perdana Menteri Narendra Modi kenapa bisa kejadian seperti itu. Dua-tiga hari, satu minggu ini juga sama, di negara lain juga lompatan eksponensial terjadi di Inggris, di UK. Kemudian di Israel, yang sebetulnya sudah turun kemudian melompat lagi di Israel sudah turun, vaksinansinya sudah 70 persen naik lagi, Australia di Sydney juga lockdown karena kenaikan yang sangat tinggi," ujar Jokowi.
Karena itu, Jokowi meminta semua pihak hati-hati. Jangan sampai melihat ekonomi dan kesehatan secara terpisah.
"Jangan hanya berbicara ekonomi, ekonomi, ekonomi, tetapi tidak melihat kesehatan. Tetapi juga jangan hanya melihat kesehatan, kesehatan, kesehatan, tetapi tidak melihat ekonomi. Dua-duanya ini harus berjalan beriringan," ujar Jokowi.
Jokowi lalu menyampaikan perkembangan kasus Corona di Indonesia yang sempat turun. Namun kasus Corona kembali melonjak setelah ada libur Lebaran dan penyebaran varian baru Corona.
Berita lainnya: Masa Standar Kewaspadaan Nasional Diperpanjang! Ini Kebijakan Kementerian Ekonomi Terhadap Supermarket dan Pusat Perbelanjaan
"Pada saat itu kasus kita awal Februari akhir Januari kasus juga naik menjadi 176 ribu kasus, pernah turun di Mei pertengahan, 18 Mei. Saya ingat sudah turun menjadi 87 ribu kasus, sudah turun dalam 4 bulan, pelan, pelan, pelan, turun sampai 87 ribu. Tetapi begitu ada liburan Lebaran kemarin plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. Inilah yang saya sampaikan, kita harus hati-hati, kita harus waspada, kita tidak boleh lengah," papar Jokowi.