:::

Ini adalah kisah Anak Sekolah di Sulawesi Selatan menggunakan ide kreatif untuk menyelesaikan masalah dan mulai viral karna keunikan dan kecerdasannya

cerita ini mulai karena Jarak sekolah yang jauh memaksa 20 siswa SDN 436 Issongkalua, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan memutar otak lebih keras. Mereka tidak mau datang terlambat ke sekolah. Selain mengaku malu, anak-anak ini juga menghindari kena hukum dari guru.

“Kita suka kasih sangsi untuk yang telat namun juga kadang kita ga tega, karena kita tahu rumah mereka jauh dari sekolah,” kata Pauline, Guru SDN 436 Issongkalua.

Bila berjalan kaki anak-anak ini membutuhkan waktu sekitar satu jam dari rumah mereka di desa Uraso. Anak-anak ini tinggal di lembah dan daerah pegunungan jauh dari sekolah. Untuk menyiasati durasi yang lama menuju sekolah, sejak tahun 2016 anak-anak ini membuat sepeda sendiri. Sepeda dari bambu dan kayu. Bambu dirakit menyerupai sepeda dan rodanya dibuat dibuat dari kayu.

“Kita bikin sepeda sendiri dari bambu. Kadang dibantu ayah juga. Cuma ya suka lepas. Kalau lepas tinggal disambung lagi,” kata Rifki siswa kelas 3, SDN 436 Issongkalua. 

 

Dengan adanya sepeda bambu, Rifki dan teman-teman bisa memangkas waktu tempuh ke sekolah hingga 30 menit. Namun sayang sepeda buatan anak-anak ini hanya bisa digunakan untuk berangkat sekolah saja. Pulangnya mereka harus membopong atau mendorong sepeda.

“Kalau ke sekolah kan jalannya menurun. Kita tinggal ikuti jalan sepeda. Kalau pulang mendaki, jadi ga bisa.”

Sepeda anak-anak SDN 436 Issongkalua jauh dari kata aman. Sepeda bambu milik mereka tidak ada rem dan pedal.Walau sederhana, anak-anak ini merasa senang dan terhibur. Namun mereka tetap berharap suatu hari punya sepeda besi yang kokoh dan bisa dikayuh meski jalan mendaki.

Inilah semangat anak Indonesia belajar!

 


sumber: youtube/Kareba Toraja

c

b

a

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading