img
:::

Secara Aktif Menerapkan Kebijakan Baru ke Selatan, Taiwan-Indonesia Terus Berdiskusi untuk Memastikan Kebijakan Pekerja Migran

Secara aktif menerapkan kebijakan selatan baru, Taiwan-Indonesia terus berdiskusi untuk memastikan kebijakan pekerja migran. Sumber: Diambil dari Pixabay
Secara aktif menerapkan kebijakan selatan baru, Taiwan-Indonesia terus berdiskusi untuk memastikan kebijakan pekerja migran. Sumber: Diambil dari Pixabay
Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah/ Jessica Prasetio

Berita Global untuk Penduduk Baru】 Otoritas tenaga kerja Taiwan dan Indonesia akhir-akhir ini mengadakan konferensi video tentang mulainya penggunaan kembali pekerja migran Indonesia di bawah koordinasi kantor perwakilan di Indonesia, dan menegaskan bahwa Indonesia telah dapat bekerja sama dalam penerapan tindakan pencegahan pandemi dan karantina yang bersangkutan. Setelah Kementerian Tenaga Kerja melapor ke Pusat Komando Epidemi Pusat untuk menyetujui rencana penggunaan, Taiwan akan memulihkan penggunaan pekerja migran Indonesia. Indonesia juga akan menjadi negara pertama yang kembali diimpor Taiwan sejak  pemberhentian sementara masuknya pekerja migran dari berbagai negara pada 19 Mei 2021. Kementerian Luar Negeri menyambut baik konsultasi aktif pemerintah Indonesia dengan Taiwan mengenai masalah ketenagakerjaan dan memperdalam kerja sama terkait, juga berharap Taiwan dan Indonesia akan terus memperluas berbagai bidang kerja sama dan lebih lanjut menerapkan "Kebijakan Baru ke Selatan" (新南向政策).

Baca juga: Mendorong Pertukaran Penduduk Baru, Kaohsiung Tampilkan Pameran Wayang Kulit “Terlintas Proyek Indonesia”

Indonesia menjadi negara pertama yang melanjutkan impor sejak Taiwan menangguhkan masuknya pekerja migran dari berbagai negara pada 19 Mei 2021. Sumber: Diambil dari Galeri PixabayIndonesia menjadi negara pertama yang melanjutkan impor sejak Taiwan menangguhkan masuknya pekerja migran dari berbagai negara pada 19 Mei 2021. Sumber: Diambil dari Galeri Pixabay

Demi mencegah penyebaran Covid-19 yang disebabkan karena migrasi dari luar negeri, Taiwan telah memperkuat kontrol perbatasan, sehingga penggunaan pekerja migran Indonesia telah ditangguhkan sejak Desember 2020. Mempertimbangkan masalah perburuhan merupakan proyek kerja sama yang penting antara Taiwan dan Indonesia. Kantor perwakilan Taiwan di Indonesia (駐印尼代表處), Kementerian Tenaga Kerja Indonesia (印尼勞工部), Biro Perlindungan Pemukiman Kembali Pekerja Migran (移工安置保護局) dan otoritas kompeten lainnya menjalin kontak dekat selama pandemi, membahas bagaimana menerapkan anti- pencegahan pandemi bagi pekerja migran Indonesia sebelum mereka datang ke Taiwan. Kunjungan pusat pelatihan pekerja migran juga dilakukan untuk memastikan kesehatan pekerja migran di Indonesia, dan juga untuk memastikan keamanan pencegahan pandemi komunitas Taiwan.

Indonesia adalah salah satu negara sasaran utama "Kebijakan Baru ke Selatan" Taiwan, dan kedua belah pihak bekerja sama erat di bidang tenaga kerja, ekonomi dan perdagangan, investasi, pertanian, serta pendidikan. Taiwan adalah mitra dagang terbesar ke-11 di Indonesia dan sumber investasi asing terbesar ke-9. Ada sekitar 20.000 pengusaha Taiwan di Indonesia, dan lebih dari 260.000 pekerja migran Indonesia yang bekerja di Taiwan. Menteri Penanaman Modal Indonesia Bahlil Lahadalia memimpin delegasi untuk mengunjungi Taiwan pada bulan Oktober yang lalu dan bertemu dengan sejumlah pengusaha industri Taiwan, yang menunjukkan potensi dalam kerja sama Taiwan-Indonesia dalam industri ekonomi hijau seperti kendaraan listrik dan baterai.

Baca juga: Pentingnya Belajar Bahasa: Siswa Asal Indonesia Ikuti Lomba Video Bahasa Mandarin

(插圖二)

 

"Berorientasi pada Orang" (以人為本) adalah konsep inti dari promosi Taiwan tentang "Kebijakan Baru ke Selatan". Pemulihan penggunaan pekerja migran tidak hanya akan memperkuat koordinasi antara otoritas ketenagakerjaan di Taiwan dan Indonesia, tetapi juga meningkatkan rasa saling pengertian dan kepercayaan antara Taiwan dan Indonesia, melalui pertukaran berbagai jenis personel antara kedua belah pihak, sehingga mempromosikan pertukaran yang saling menguntungkan di berbagai bidang antara kedua negara.

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading