Departemen Imigrasi Taiwan baru-baru ini mengadakan lomba pemungutan suara “Menyaksikan Keanggunan Istana, Merekam Cerita yang Menyentuh”, membuka total 10 kelompok karya untuk dipilih masyarakat. Total lebih dari 500 orang yang berpartisipasi dalam pemungutan suara. Hasil akhir dari perlombaan ini dimenangkan oleh penduduk baru yang berasal dari Indonesia, Lin Li-lian, dengan karya “Rumah ibu saya adalah sebuah istana”.
“Istana ini adalah rumah ibuku di Taiwan!” Lin Li-lian telah lama tinggal di Taiwan, sudah mendapatkan kartu identitas Taiwan, dan menjadi orang Taiwan. Mengingat ketika pertama kali datang ke Taiwan, dia pernah mengalami masa-masa kecemasan, tidak bisa beradaptasi dengan budaya Taiwan dan tidak mengerti bahasanya, oleh karena itu dia sangat mengerti suasana hati yang dialami oleh penduduk baru di Taiwan.
Salah satu foto yang mengikuti lomba. Sumber: Departemen Imigrasi
Untuk membantu penduduk baru yang datang dari jauh, dia telah menjadi penerjemah sejak awal Departemen Imigrasi dibangun pada tahun 2007. Setelah 14 tahun, banyak penghuni baru yang menyelesaikan masalahnya dalam dampingan Lin Li-lian, sehingga dia sendiri merasa cukup senang dan bangga. Foto-foto pemenang telah merekam banyak kenangan manis di masa lalu, termasuk bangunan aula sebelum topan menghancurkan taman saat itu. Gambar lama juga telah membuat banyak orang mengenang kembali masa lalu.
Salah satu foto yang mengikuti lomba. Sumber: Departemen Imigrasi
Lin Zhi-hong, selaku direktur Stasiun Layanan Pertama di Kota Tainan, mengatakan bahwa karya-karya pemenang akan ditampilkan di “Time Cloister”. Berharap bisa menunjukkan kenangan warna-warni istana. Makna dari foto-foto ini akan menjadi mikrokosmos waktu dan ruang, warga dipersilakan untuk mengunjungi setelah wabah.
