Menurut berita dari CNBC Indonesia, Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia telah memperoleh komitmen investasi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) dari perusahaan asal Taiwan, Foxconn.
Dia mengatakan, Foxconn berencana membangun industri baterai listrik dan kendaraan listrik secara menyeluruh di Indonesia. Kendaraan listrik yang akan dikembangkan adalah roda empat dan roda dua. Komitmen investasi ini diungkapkan dalam pertemuan dengan Chairman Hon Hai Precision Industry (Foxconn) Young Liu di Taipei, Taiwan, pada Jumat lalu (22/10/2021).
Liu Yangwei (kedua dari kiri) direktur Foxconn dan pendiri Gogoro Lu Xuesen bertemu dengan Menteri Investasi Indonesia. Sumber: IG BKPM
Dalam pertemuan tersebut, Bahlil menyampaikan bahwa industri baterai kendaraan listrik adalah salah satu wujud dari arah kebijakan pemerintah Indonesia ke depan dalam membangun ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.
Menurutnya, Indonesia merupakan tempat yang tepat bagi investasi ekosistem baterai listrik karena memiliki keunggulan sumber daya alam sebagai bahan baku baterai listrik, pembangunan infrastruktur yang semakin merata, pertumbuhan masyarakat kelas menengah, serta adanya bonus demografi yang berpotensi menjadi tenaga kerja produktif sekaligus sebagai pasar yang menjanjikan.
"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kami menanti kerja sama Foxconn di Indonesia karena sejalan dengan visi besar dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah. Pembangunan industri baterai dari hulu ke hilir adalah pendekatan yang tepat," kata Bahlil dalam siaran pers, Minggu (24/10/2021).
Dia menegaskan, pemerintah sangat berkomitmen, dan akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi. Lebih lanjut, Bahlil mengingatkan tentang kolaborasi bersama BUMN, pengusaha swasta nasional, dan Usaha Mikro Kecil Menengah di dalam seluruh rantai pasok Foxconn dan Gogoro.
"Tentu Pemerintah Indonesia menilai kolaborasi adalah salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan industri baterai. Ini perlu dilakukan agar terjadi pemerataan dalam konteks yang saling menguntungkan," imbuh Bahlil.
Menanggapi hal tersebut, Chairman Foxconn Young Liu menjelaskan bahwa Foxconn berencana membangun industri baterai listrik dan kendaraan listrik secara menyeluruh di Indonesia. Dia mengatakan, Indonesia adalah negara dengan potensi yang luar biasa, dan ke depannya akan listrik yang dibuat di Indonesia dengan desain sesuai minat masyarakat Indonesia. "Kami akan segera menindaklanjuti pertemuan hari ini dengan diskusi dan survei teknis," ucap Liu.
Dia juga menyatakan komitmennya untuk melibatkan perusahaan lokal dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam investasi Foxconn. Hal ini sesuai dengan model bisnis Build, Operate, Localize (BOL) yang diterapkan oleh Foxconn sekarang. "Kami tidak hanya akan merakit, tetapi kami ingin membangun keseluruhan industri untuk Indonesia di Indonesia," ucap Liu.
Berita lainnya: Berita Baik untuk Kawan Pekerja Migran! Pembayaran Non-Elektronik untuk Kegiatan Transfer Uang Antarnegara Resmi Dapat Izin
Pemerintah Indonesia secara aktif mengundang Foxconn untuk berinvestasi dalam kendaraan listrik. Sumber: IG BKPM
Khusus kerja sama mengenai untuk skuter listrik roda dua, Foxconn menggandeng Gogoro yang telah berpengalaman dalam mengembangkan skuter listrik. CEO Gogoro Horace Luke meyakini bahwa mobilitas menggunakan kendaraan listrik adalah sebuah hal yang tak terhindarkan dan akan terjadi di dekade ini. Gogoro selaku pionir dalam penyediaan infrastruktur sistem pertukaran baterai di Taiwan dan kendaraan listrik roda dua, akan turut bekerja sama dalam melengkapi rencana investasi Foxconn.
"Kami memulai di Taiwan dan melihat bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk kami mengembangkan skuter listrik. Pengisian energi untuk skuter listrik kami bukan menggunakan teknologi charging, melainkan pertukaran baterai (battery swap). Kami menilai ini sangat tepat untuk digunakan di Indonesia," ujar Horace.
Berdasarkan data yang ada pada Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) asal Taiwan pada periode Semester I (Januari-Juni) 2021 tercatat sebesar US$ 213,5 miliar dan menempati peringkat ke-11 di antara negara lainnya. Investasi asal Taiwan tumbuh 91% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020. Sebaran lokasi investasi asal Taiwan juga tidak hanya terpusat di Pulau Jawa (47%), namun juga berimbang di luar Pulau Jawa (53%) untuk periode yang sama.