Penelitian tentang dampak diabetes terhadap kemampuan reproduksi pria terus meningkat, dan banyak bukti menunjukkan bahwa kontrol gula darah yang buruk dapat menyebabkan ketidaksuburan pada pria. Berdasarkan statistik unit kesehatan Taiwan, setiap tahunnya terdapat 25.000 kasus diabetes baru, di mana 11,8% di antaranya adalah orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Dokter Huang Shang-yu dari Rumah Sakit Chang Gung LinKou menunjukkan bahwa selain memicu stroke dan penyakit kardiovaskular, diabetes juga memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan reproduksi pria.
Dampak Multifaceted Diabetes pada Sperma dan Fungsi Seksual
Penelitian menemukan bahwa diabetes dapat menyebabkan penurunan jumlah dan motilitas sperma, bahkan memicu oligospermia dan azoospermia. Penelitian di Queen's University, Irlandia Utara, menunjukkan bahwa kualitas sperma pada penderita diabetes umumnya lebih rendah dibandingkan pria sehat, dan kadar leukosit dalam semen lebih tinggi, yang menunjukkan kemungkinan adanya peradangan kronis. Selain itu, kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan disfungsi mitokondria sperma, peningkatan radikal bebas yang selanjutnya merusak DNA sperma, dan memengaruhi perkembangan dan kesehatan embrio.Diabetes dapat menyebabkan penurunan jumlah dan motilitas sperma. (Gambar/sumber: Heho Health)
Aspek yang Terpengaruh
- Kualitas sperma: Konsentrasi, motilitas, dan proporsi bentuk sperma normal pada pasien diabetes mengalami penurunan yang signifikan.
- Gangguan fungsi seksual: Neuropati seksual dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau kesulitan ejakulasi.
- Peradangan kronis: Kadar gula darah tinggi meningkatkan risiko radang prostat dan vesikula seminalis, yang selanjutnya mengganggu fungsi ejakulasi.
Saran medis: Melakukan evaluasi kesuburan pria
Dokter Huang Shang-yu menyarankan agar pria yang mencurigai ketidaksuburan akibat diabetes menjalani evaluasi profesional, termasuk:
- ★ Analisis sperma: Memeriksa konsentrasi, motilitas, dan bentuk sperma.
- ★ Tes fungsi sperma: Mengetahui kemampuan sperma untuk membuahi.
- ★ Pemeriksaan fungsi seksual: Mengevaluasi kemampuan ereksi dan kondisi kehidupan seksual.
- ★ Tes genetik: Memeriksa kerusakan kromosom dan DNA.
Pria yang lebih tua memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit, dan pergerakan spermanya sering mengikuti lintasan melengkung. (Gambar/sumber: Rumah Sakit Maosheng)
Pengukuran kerusakan DNA sperma merupakan teknologi baru dalam beberapa tahun terakhir, yang dapat memprediksi hasil perkembangan embrio dan meningkatkan tingkat keberhasilan reproduksi. Pasien diabetes harus aktif mengontrol kadar gula darah dan mengambil tindakan pencegahan serta pengobatan dini untuk mengurangi risiko ketidaksuburan dan menjaga kesehatan mereka dan generasi berikutnya.