Diperkirakan hampir 1,5 juta orang di Indonesia mengalami penyakit batu ginjal. Sebagian orang beranggapan bahwa duduk terlalu lama merupakan salah satu penyebab terjadinya batu ginjal. Namun, menurut Prof. Dr. dr. Nur Rasyid SpU(K) dari Siloam Hospitals ASRI, penyebab utamanya adalah gaya hidup sedentari atau kurang gerak, yang erat kaitannya dengan obesitas. Ketika tubuh jarang bergerak, risiko pembentukan batu ginjal akan meningkat.Salah satu faktor risiko penyakit batu ginjal adalah obesitas.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko lain seperti riwayat keluarga, dehidrasi, pola makan tinggi protein dan garam, serta kondisi medis tertentu. Prof. Nur juga menjelaskan bahwa perubahan warna urine dapat menjadi indikasi, tetapi tidak selalu menandakan batu ginjal, terutama jika disebabkan oleh makanan atau vitamin.
Pengobatan untuk batu ginjal meliputi pemberian obat, ESWL, PCNL, dan RIRS. Prosedur RIRS menggunakan laser untuk menghancurkan batu ginjal secara minimal invasif, dengan pemulihan lebih cepat dan risiko infeksi lebih rendah.