Setiap orang tua mungkin pernah bermimpi memiliki rumah yang rapi tanpa cela. Namun, setelah memiliki anak, mimpi itu sering terasa sulit tercapai. Liao Xin Yun, seorang ahli tata rumah pertama di Taiwan, berbagi bahwa mengajarkan anak-anak untuk merapikan bukan hanya soal keterampilan, tetapi juga membutuhkan kesabaran dan metode yang tepat. Dengan bimbingan dan rasa hormat dari orang tua, anak-anak juga bisa menjadi ahli dalam mengatur barang!
Instruksi yang Jelas, Mudah Dipahami Anak
Sering kali, orang tua hanya berkata kepada anak untuk “merapikan,” tetapi tanpa petunjuk yang jelas, anak-anak menjadi bingung. Liao Xin Yun menyarankan untuk memberikan arahan yang spesifik, seperti “masukkan mobil mainan ke dalam kotak transparan” atau “kembalikan pensil ke tempatnya.” Dengan instruksi seperti ini, anak-anak dapat mengikuti langkah-langkah dengan mudah dan merasakan pencapaian ketika berhasil menyelesaikan tugas.
Berhenti Mengomel, Beri Anak Kesempatan untuk Mandiri
Pemikiran anak berbeda dari orang dewasa. Membiarkan mereka membangun sistem penyimpanan mereka sendiri justru bisa lebih efektif. Liao menyarankan orang tua untuk memberi kebebasan kepada anak dalam memilih cara mereka mengelompokkan barang, misalnya berdasarkan warna, bentuk, atau fungsi. Gunakan label visual untuk membantu anak mengidentifikasi kotak sesuai fungsinya. Membuat label sendiri juga menambah kesenangan dan memperkuat ingatan anak.Orang Tua Sebaiknya Memberikan Hak kepada Anak untuk Mengatur Barang dengan Logika Mereka Sendiri. (Gambar / Disediakan oleh Heho)
Saat Barang Tidak Muat Lagi, Waktunya Berbenah
Jika barang-barang di rumah sudah terlalu banyak hingga tidak bisa disimpan, itu adalah waktu yang tepat untuk “berbenah.” Liao menyarankan cara yang lembut dengan meminta anak memilih barang yang “sementara tidak ingin dimainkan,” lalu menyimpannya dalam kantong transparan di tempat yang tinggi. Setelah beberapa waktu, barang tersebut dapat ditukar dengan mainan lain. Cara ini menjaga rasa segar bagi anak tanpa menimbulkan tumpukan barang yang berlebihan.
Selain itu, meminta anak memilih beberapa barang favoritnya juga membantu mereka belajar membuat keputusan. Untuk hasil karya buatan tangan anak, orang tua dapat mendokumentasikannya dalam bentuk foto sebagai pengganti barang fisik, sehingga kenangan tetap terjaga tanpa membuat rumah penuh barang.
Hormati Pilihan Anak untuk Menghindari Konflik
Kadang-kadang, kritik dari orang tua dapat membuat anak enggan merapikan barang-barang mereka. Misalnya, anak tidak ingin menyimpan mainan mahal, tetapi orang tua menganggap itu pemborosan. Liao menekankan pentingnya menghormati keputusan anak. Barang yang tidak mereka sukai lagi, meskipun mahal, tidak lagi memiliki arti bagi mereka. Hindari perintah seperti “kamu harus begini.”
Seiring bertambahnya usia anak, privasi dan kemandirian mereka juga meningkat. Orang tua sebaiknya tidak sembarangan merapikan kamar anak. Sebagai gantinya, gunakan cerita kehidupan sehari-hari, seperti “kamar yang berantakan mungkin membuat teman-teman tidak terkesan,” untuk mendorong anak merapikan sendiri.Orang Tua Harus Menghormati Keputusan Anak dan Mengurangi Kritikan "Kamu Harus Begini". (Gambar / Disediakan oleh Heho)
Orang Tua Harus Menjadi Contoh, Hindari Kebiasaan Menumpuk Barang
Liao juga mengingatkan bahwa kebiasaan orang tua dalam menyimpan barang memengaruhi anak. Jika rumah selalu penuh dengan barang yang tidak digunakan, anak akan menganggap lingkungan yang berantakan adalah hal yang normal. Orang tua harus memulai dari diri mereka sendiri dengan menyumbangkan atau membuang barang yang tidak digunakan, sehingga kebiasaan hidup rapi menjadi tujuan bersama keluarga.
Dengan orang tua dan anak bekerja sama menciptakan lingkungan tanpa barang yang berlebihan, tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga menanamkan disiplin dan kemampuan mengatur barang kepada anak-anak selama proses tumbuh kembang mereka.
Sumber: Future Family