Pusat Sains dan Teknologi Universitas Kaoyuan dan perpustakaan membuka Pekan Budaya Indonesia, mengundang penduduk baru Lin Shudi dan siswa Indonesia untuk menggunakan dapur asrama sekolah untuk berbagi kenangan dan makanan di kota asal mereka dengan para guru, siswa dan warga masyarakat.
Perpustakaan ini juga mempromosikan buku-buku tema makanan Asia Tenggara yang terkait, termasuk “meja di kota kelahiran”: masakan dan cerita dari Nanyang, karakter utama guru Lin Linti berasal dari Indonesia, Jawa Tengah, dan saat ini melayani sebagai Pusat Konselin para mahasiswa indonesia di Universitas Sains dan Teknologi Kaoyuan.
Pada hari yang sama, Bpk. Judy membawa berbagai rempah-rempah, seperti kunyit, serai, dan anggrek wangi, ini menunjukkan bahwa musim hujan, arus laut, dan kondisi pertanian di Asia Tenggara telah menciptakan berbagai produk lokal dan terroir, ditambah budaya historis dan faktor agama. Dikembangkan menjadi budaya makanan yang unik di seluruh Indonesia.
Para peserta yang berpartisipasi berbagi kesan yang paling heboh terhadap masakan Indonesia,karena kebanyakan dari masakan semua ada rasa pedas! Sebenarnya ada dua alasan utama, salah satunya rempah-rempah Indonesia, alasan lain karena Indonesia panas dan lembab karena lokasinya di daerah tropis, oleh karena itu perlu makan makanan pedas untuk berkeringat.
Selain itu, untuk memberi tahu semua orang tentang etiket makan tradisional Indonesia, guru Judy mendemonstrasikan adat setempat dan nasi pilihan, sehingga para siswa dapat merasakan rasa lezat dari cara makan dengan tangan untuk pertama kalinya.
Guru Cai Huizhen dari Pusat Pendidikan Umum mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, siswa internasional dan penduduk baru telah datang ke Taiwan dengan makanan kota asal mereka.
