img
:::

Penduduk Baru Mengajar Bahasa-bahasa Selatan Baru di Taiwan

Penduduk Baru Mengajar Bahasa-bahasa Selatan Baru di Taiwan

Pendiri Kelas Belajar Jiudi (諦學堂) untuk penduduk baru dari Hong Kong, Li Sancai (李三財) membantu penduduk baru dari negara-negara selatan baru lain dengan membuka kursus, dan isi kursus diperluas hingga ke Bahasa Laos, Hindi, dan bahasa lainnya. Kursus ini akan membantu penduduk baru di Taiwan untuk mengajarkan bahasa mereka sendiri, meningkatkan pendapatan ekonomi, dan pada saat yang sama berintegrasi ke dalam masyarakat Taiwan.

Menurut Nownews, salah satu guru, Siti Nurholisoh (福美) mengatakan "terima kasih" di podium, dan para siswa juga mengikuti pengucapan kata ini, artinya adalah "terima kasih" dalam bahasa Indonesia, salah satu praktik umum di Kelas Belajar Jiudi. Kelas Belajar Jiudi yang diajarkan oleh penduduk baru dan pelajar Asia Tenggara yang datang ke Taiwan untuk belajar dan menjadi guru bahasa, membuat orang Taiwan memiliki akses yang lebih mudah ke budaya Asia Tenggara.

Siti Nurholisoh belajar di Universitas Normal Nasional Taiwan (NTNU) dan pada saat masih sekolah, ia melihat peluang kerja di sekolah, kemudian ia memberikan resume dan pada 2017, ia mulai mengajar bahasa Indonesia di sekolah.

Siti mengatakan bahwa pada kenyataannya, banyak orang Taiwan tidak tahu seperti apa negara Indonesia itu. Kursus ini telah menarik banyak siswa yang tertarik pada Indonesia, membuatnya sangat terkejut. Motivasi mereka untuk belajar bahasa Indonesia sebagian besar karena ada pekerja migran Indonesia di keluarga mereka, memiliki pasangan Indonesia, atau berencana untuk bepergian ke Indonesia.

Lujing (呂竟) seorang staf agensi mengatakan bahwa karena kebutuhan pekerjaan, ia datang untuk belajar bahasa, ia telah mempelajari bahasa Melayu, Filipina, dan Indonesia, untuk berkomunikasi dengan para pekerja migran dan pelajar di Asia Tenggara di Taiwan. Seorang lainnya, Chen Guozheng (陳國正), berdarah Indonesia, mempelajari Bahasa Indonesia untuk mengunjungi dan berbincang dengan anggota keluarga dari orang tuanya.

Lujing mengatakan bahwa Taiwan memiliki banyak peraturan untuk menikahi orang Asia Tenggara, Anda harus menikah di daerah setempat, perlu wawancara melalui kantor perwakilan Taiwan setempat, baru dapat kembali ke Taiwan untuk pendaftaran secara resmi. Sekarang, dia ingin belajar bahasa Indonesia, bekerja di Departemen Imigrasi di masa depan, melakukan hal-hal yang berkaitan dengan isu-isu penduduk baru.

Kegiatan belajar mengajar di Kelas Belajar Jiudi (sumber: Facebook Kelas Belajar Jiudi)

Berita Populer

回到頁首icon
Loading