Berdasarkan statistik dari Ditjen Promosi Kesehatan, sekitar 90% kasus kanker lambung terkait dengan infeksi Helicobacter pylori. Kelompok berisiko tinggi termasuk mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker lambung, berusia di atas 50 tahun, dan tinggal di daerah dengan insiden tinggi. Para ahli merekomendasikan pemeriksaan H. pylori secara rutin untuk kelompok ini. Metode pemeriksaan meliputi tes napas Urea Karbon-13, tes antigen tinja, dan endoskopi lambung. Jika hasilnya positif, pengobatan segera dengan antibiotik dan penekan asam sangat disarankan untuk secara signifikan mengurangi risiko kanker lambung. Setelah pengobatan, disarankan anggota keluarga juga menjalani pemeriksaan untuk mencegah penularan dalam keluarga. Kebiasaan menggunakan sumpit dan sendok bersama dapat membantu mengurangi risiko.Kanker lambung menempati peringkat ke-8 di antara 10 jenis kanker paling umum pada masyarakat Taiwan. (Gambar/sumber: Heho Health)
Para ahli menunjukkan bahwa setelah selesai pengobatan, bakteri baik di lambung biasanya mulai pulih dalam waktu sekitar dua minggu, sehingga tidak perlu terlalu khawatir. Untuk lebih mengurangi risiko kanker lambung, Departemen Kesehatan memberikan lima rekomendasi: menjalani pola makan sehat, konsumsi lebih banyak buah dan sayuran segar, hindari makanan yang diasinkan dan diasap, biasakan menggunakan alat makan terpisah, berolahraga setidaknya tiga kali seminggu selama 20 menit setiap kali, hindari merokok, mengunyah pinang, alkohol, dan lakukan pemeriksaan kesehatan lambung secara rutin, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga.Jika mengalami gejala ketidaknyamanan pada saluran pencernaan, segera konsultasikan ke dokter. (Gambar/sumber: Heho Health)
Langkah-langkah perlindungan lambung ini membantu mengurangi risiko kanker lambung sekaligus meningkatkan kualitas hidup. Mempertahankan kebiasaan hidup sehat dan pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mencegah kanker lambung.