Kebiasaan Merokok di Indonesia: Tantangan dan Upaya Pengurangan
Kebiasaan merokok masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia, dengan dampak negatif yang signifikan bagi kesehatan individu dan lingkungan. Untuk mengatasi hal ini, berbagai upaya dilakukan, termasuk edukasi intensif untuk mengurangi prevalensi perokok, terutama di kalangan dewasa.
Dokter Cashtry Meher menekankan pentingnya edukasi khusus bagi perokok dewasa. Menurutnya, memaksimalkan konsep pengurangan bahaya tembakau melalui penggunaan produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu langkah efektif. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kebiasaan merokok sekaligus menurunkan prevalensi penyakit tidak menular (PTM), seperti yang diupayakan di Kota Medan.
Berdasarkan data WHO, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terpapar PTM. Sementara itu, Survei Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 menunjukkan bahwa angka perokok aktif di Kota Medan masih tinggi, terutama di kalangan pria usia 24-54 tahun, dengan persentase mencapai 42%.
Dokter Cashtry mengakui bahwa berhenti merokok sepenuhnya sering kali sulit dilakukan oleh perokok dewasa, yang rentan terhadap gejala relapse. Oleh karena itu, selain mendorong pola hidup sehat, diperlukan pendekatan edukatif lain, seperti memanfaatkan teknologi terkini untuk pengurangan bahaya tembakau. Tenaga medis memiliki peran penting sebagai garda terdepan dalam menyosialisasikan konsep ini, karena mereka berinteraksi langsung dengan perokok.Berhenti Merokok (Ilustrasi). Apabila seorang perokok juga sering mengonsumsi minuman beralkohol, maka risiko timbul kanker pita suara semakin tinggi
Lebih lanjut, pemerintah dapat menyelaraskan program edukasi ini dengan skrining PTM di tingkat puskesmas untuk langkah konkret mengurangi prevalensi PTM. Pemerintah Kota Medan bersama pemangku kepentingan juga diharapkan dapat berkolaborasi dalam memasyarakatkan konsep pengurangan bahaya tembakau, sehingga target meningkatkan kualitas hidup masyarakat dapat tercapai.
Pendekatan pengurangan bahaya tembakau juga mendukung program pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih sehat dan produktif di Kota Medan. Upaya ini menjadi langkah strategis dalam menurunkan prevalensi merokok sekaligus meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.