img
:::

Nico Salim 林忠豪, Mahasiswa Asal Indonesia yang Ikut Memenangkan Juara 1 di Kompetisi Penerapan Teknologi Transmisi Otomatis Wittenstein

Kejuaraan tersebut dimenangkan oleh tim  NKUST dengan hadiah sebesar NT$ 100.000. (Pertama dari kanan) Nico Salim 林忠豪, pelajar asal Indonesia. (Sumber foto : National Yunlin University of Science and Technology)
Kejuaraan tersebut dimenangkan oleh tim NKUST dengan hadiah sebesar NT$ 100.000. (Pertama dari kanan) Nico Salim 林忠豪, pelajar asal Indonesia. (Sumber foto : National Yunlin University of Science and Technology)

Seiring dengan perubahan pasar global, untuk memajukan pengembangan bakat industri dan warisan pengalaman, kelompok perusahaan teknologi Jerman telah mengundang mahasiswa dan guru di bidang mekatronika dari universitas untuk berpartisipasi dalam "Kompetisi Penerapan Teknologi Transmisi Otomatis Wittenstein" tahun ini. Saat ini, kompetisi tersebut memiliki tiga pemenang teratas, yang terdiri dari mahasiswa dari Universitas Teknologi Kaohsiung, Universitas Teknologi Hushan, dan Universitas Chiayi, berhasil meraih juara dalam kompetisi tersebut. Mereka memenangkan perlombaan dengan rancangan mesin cetak plastik yang terotomatisasi dengan kecerdasan buatan (AI), dan juara pertama mendapatkan hadiah sebesar NT$100,000, serta meraih Penghargaan Khusus Vas Porselin Emas 台華窯雕金瓷瓶yang sangat bergengsi.

Artikel lainnya : Kendaraan Keliling Departemen Imigrasi Berkunjung ke Kaohsiung untuk Berbagi Kisah Inspiratif dari Imigran Baru yang Mengikuti Program Pembangunan Impian

Vas porselen emas yang paling menarik perhatian dari Kompetisi Penerapan Teknologi Transmisi Wittenstein ke-3 yang jatuh kepada tim NKUST.

(Sumber foto : National Yunlin University of Science and Technology)

Menurut penyelenggara acara, tahun ini mereka melanjutkan praktik yang sama seperti tahun sebelumnya. Tim juara tahun ini dipimpin oleh Profesor Chen Dao-xing dari Universitas Teknologi Kaohsiung dan anggotanya termasuk Jiang Hao-yu dari Universitas Teknologi Kaohsiung, He Qi-hong dan Nico Salim dari Universitas Teknologi Hushan, dan Chen Jia-wei dari Universitas Chiayi.

Dalam wawancara, kapten tim mengatakan bahwa proyek khusus mesin cetak plastik otomatis dengan kecerdasan buatan (AI) yang mereka rancang membutuhkan dua tahun untuk diselesaikan, di mana proses mekanikal saja memakan waktu satu tahun. Tim tidak hanya mengandalkan pengalaman untuk menyelesaikan berbagai masalah, tetapi mereka juga sangat berterima kasih kepada guru-guru yang mendukung mereka dalam proyek ini.

Salah satu anggota tim yang berasal dari Universitas Teknologi Hushan, Nico Salim 林忠豪, adalah mahasiswa asal Indonesia yang telah belajar di Taiwan selama kurang lebih empat tahun. Selama berkuliah di Taiwan, dia telah tampil baik dalam prestasi akademik dan meraih banyak penghargaan. Nico mengungkapkan rasa terima kasihnya atas lingkungan belajar profesional di Taiwan yang telah memberikan banyak kesempatan untuk mengeksplorasi, serta membantunya mendapatkan berbagai keterampilan dan pengetahuan profesional.

Artikel lainnya : Belajar Mandarin – LRT di Taiwan

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading