Komite Agrikultural Taiwan (COA) mengadakan APEC " Ahli Konsultasi tentang Pengurangan Makanan yang Hilang dan Limbah (FLW) untuk mengatasi Tantangan Ketahanan Pangan dan Perubahan Iklim 2019" di Taipei pada tanggal 25-26 Juli 2019. Lebih dari 60 perwakilan sektor publik dan swasta dari 14 negara anggota APEC termasuk Australia, Chili dan Indonesia bergabung dalam konferensi tersebut dan membagikan hasil pengurangan makanan yang hilang dan pemborosan di tahun lalu.
COA menyatakan bahwa para peserta konferensi akan meninjau kembali anggota APEC untuk mencapai kemungkinan pengurangan kehilangan pasokan makanan dan limbah pangan regional sebesar 10% pada tahun 2020 dan menargetkan ketahanan pangan serta iklim di masa depan di wilayah Asia-Pasifik agar sesuai dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB 12.3 . Konferensi ini mengusulkan untuk tujuan kerja ketahanan pangan dan perubahan iklim di masa depan, yaitu dengan rencana aksi di kawasan Asia-Pasifik dalam referensi Pertemuan Tingkat Menteri Keamanan Pangan ke-5 APEC di Chili pada bulan Agustus.
Dalam rantai pasokan makanan, sekitar dua pertiga limbah makanan terjadi di toko eceran. Jenis limbah makanan ini menjadi sumber utama gas rumah kaca. Hampir 40% populasi dunia tinggal di wilayah Asia-Pasifik. Jika kegiatan mengurangi kehilangan pasokan makanan dan pemborosan makanan ini dapat berjalan dengan efektif, maka akan sangat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
Tahun ini, Taiwan, Malaysia, Selandia Baru dan Vietnam bersama-sama mengusulkan untuk mengurangi kehilangan dan pemborosan makanan sebagai tanggapan terhadap ketahanan pangan regional dan perubahan iklim, mengundang para ahli dari Chili, Jepang, Malaysia, Filipina dan Amerika Serikat untuk mengeksplorasi manfaat dari pengurangan kehilangan makanan, memastikan keamanan pangan, dan mengurangi perubahan iklim, serta menyediakan penelitian dan pengembangan terbaru terkait indikator kuantitatif dan metode pelacakan, berharap dapat membantu anggota APEC mencapai tujuan jangka panjang "mengurangi separuh sisa makanan pada tahun 2030".
