img
:::

Mengungkap Misteri Sindrom Tourette pada Anak! Membentuk Kebiasaan Sehat untuk Mengurangi Serangan dan Membantu Mereka Menjalani Kehidupan yang Stabil

Sangat penting bagi anak-anak dengan sindrom Tourette untuk membiasakan pola hidup teratur, pola makan yang seimbang, dan kebiasaan berolahraga (Gambar / Hak Cipta dari Heho)
Sangat penting bagi anak-anak dengan sindrom Tourette untuk membiasakan pola hidup teratur, pola makan yang seimbang, dan kebiasaan berolahraga (Gambar / Hak Cipta dari Heho)

Anak-anak mengedipkan mata, menggelengkan kepala tanpa sadar, dan bahkan mengeluarkan suara sesekali. Perilaku tidak normal ini seringkali membuat orang tua bingung. Para tetua dalam keluarga mungkin menganggapnya "jahat" dan menyarankan untuk menjadikan anak tersebut sebagai alat untuk menakut-nakuti, namun kenyataannya ini mungkin merupakan "sindrom Tourette" yang sedang terjadi. Sindrom Tourette merupakan penyakit neurofisiologis kronis yang dampaknya terhadap anak-anak dan keluarga tidak dapat diabaikan.

Sindrom Tourette: Hubungan misterius antara gen dan tics

Ketika seorang anak mulai sering berkedip, menggelengkan kepala, atau mengeluarkan suara tanpa disengaja, gejala-gejala ini mungkin bukan perilaku yang disengaja, melainkan penyakit saraf yang disebut sindrom Tourette. Huang Xueting, direktur Departemen Neurologi Anak di Rumah Sakit Annan, menunjukkan bahwa sindrom Tourette ditandai dengan gerakan tak sadar dan tics vokal yang berulang-ulang, dan tics ini tidak dapat dikendalikan. Secara umum, gejala-gejala ini biasanya muncul ketika anak-anak berusia empat hingga enam tahun, memuncak pada masa remaja, dan kemudian pada beberapa pasien akan berangsur-angsur membaik, namun beberapa orang mungkin mengalami gejala yang berlanjut hingga dewasa.

Penyebab sindrom Tourette saat ini diduga bersifat genetik. Pan Junshen, wakil direktur Klinik Rongxin, mengatakan bahwa kriteria diagnostik klinis untuk sindrom Tourette adalah beberapa gerakan tak sadar yang disertai setidaknya satu suara tak disengaja sebelum usia 18 tahun, dan gejala ini harus berlangsung selama lebih dari satu tahun.

Mengenali Tanda-Tanda Utama Sindrom Tourette

Dr Huang Xueting menjelaskan, gejala utama sindrom Tourette dibagi menjadi dua kategori: tics aksi dan tics vokal. Tic tindakan termasuk berkedip, hidung berkerut, meringis, mengangkat bahu, dll. Tics vokal termasuk batuk, berdehem, perubahan volume tiba-tiba, dll. Gejala-gejala ini sering kali berubah seiring berjalannya waktu. Anda mungkin sering berkedip pada waktu tertentu, lalu beralih ke berdeham. Gejalanya tidak dapat diprediksi dan muncul kembali, sering kali membuat orang tua salah mengira gejala tersebut sebagai penyakit lain, seperti konjungtivitis, rinitis alergi, dll. Namun, gejalanya tidak membaik setelah pengobatan yang tepat.

Ciri khas lainnya adalah gejala sindrom Tourette biasanya hilang saat anak tertidur dan baru muncul saat anak terjaga. Kegugupan dan kecemasan dapat memperburuk tics, jadi mengurangi stres juga merupakan bagian penting untuk mengurangi gejalanya.Gejala sindrom Tourette tidak tetap dan sering kali terkait dengan fluktuasi emosi, stres, serta lingkungan. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis awal." (Gambar / Hak Cipta dari Heho)

Ubah kebiasaan hidup untuk membantu anak-anak menyingkirkan sindrom Tourette

Mengenai sindrom Tourette, Huang Xueting menyarankan agar orang tua membantu anak-anak mereka mengembangkan kebiasaan hidup yang baik untuk secara efektif mengurangi jumlah serangan. Berikut beberapa cara utama untuk meningkatkannya:

  • Kerja teratur dan istirahat serta pola makan seimbang
    Rutinitas normal dan diet seimbang sangat penting untuk memperbaiki sindrom Tourette. Membiarkan anak-anak menjaga tidur yang cukup dan mengurangi begadang serta kondisi hidup yang tidak teratur akan membantu mengurangi jumlah tics. Selain itu, dalam diet harus menghindari asupan berlebihan makanan dan minuman olahan serta makanan yang mengandung kafein, seperti coklat, cola, dll. Makanan ini dapat memperburuk ketegangan saraf dan meningkatkan kemungkinan serangan.
  • Banyak berolahraga dapat membantu mengurangi gejala
    Penelitian menunjukkan bahwa banyak berolahraga juga dapat memberikan pengaruh yang signifikan dalam mengurangi gejala sindrom Tourette. Olahraga tidak hanya meningkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan kebugaran fisik, tetapi juga secara efektif mengurangi stres dan kecemasan, sehingga mengurangi terjadinya tics. Membiarkan anak melakukan olah raga yang sesuai setiap hari, seperti lari, berenang, dan lain-lain, dapat membantu mereka menjaga kestabilan fisik dan mental.
  • Kurangi stres dan ciptakan lingkungan yang nyaman
    Karena stres dan kecemasan dapat memperburuk gejala, orang tua harus berusaha mengurangi stres dalam kehidupan anak-anak mereka dan menciptakan lingkungan rumah yang nyaman dan mendukung. Hindari tuntutan berlebihan atau memaksa anak mengubah perilakunya untuk menghindari beban psikologis yang semakin bertambah. Sebaliknya, berikan lebih banyak dorongan dan dukungan, serta temani anak Anda menghadapi tantangan Sindrom Tourette.

Pemahaman yang benar dan respon positif adalah kuncinya

Banyak orang tua cenderung panik saat pertama kali anak mereka melakukan gerakan yang tidak disengaja, namun penting untuk dipahami bahwa sindrom Tourette bukanlah perilaku yang disengaja oleh anak, juga bukan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Melalui kehidupan yang teratur, pola makan dan olahraga yang tepat, serta kesabaran dan dukungan orang tua, banyak gejala pada anak dapat diperbaiki secara signifikan.

Jika seorang anak masih sering mengalami gejala tic setelah usia enam tahun, disarankan agar orang tua mencari nasihat medis sedini mungkin dan bekerja sama dengan dokter untuk mengembangkan rencana pengobatan yang tepat. Sindrom Tourette bukanlah suatu hambatan yang tidak dapat diatasi, dan dengan pendekatan yang tepat, anak-anak dapat menjalani kehidupan yang normal dan memuaskan.

Artikel berasal dari sumber: Ibu dan Bayi

Berita Populer

回到頁首icon
Loading