img
:::

Dongeng adalah cerita fiksi yang biasa diceritakan kepada anak-anak. Biasanya, tema cerita yang dibawakan adalah soal keluarga, hewan atau topik ringan lainnya yang mengandung nilai moral. Ada pula cerita-cerita yang berlandaskan budaya daerah.

Jika membahas soal nilai, tidak ada perbedaan. Semua cerita dongeng memang dimaksudkan untuk mengajarkan anak tentang nilai moral yang berlaku di masyarakat. 

Perbedaannya adalah, seluruh dunia memiliki ciri dongengnya masing-masing. Baik dari cerita budaya, cara penyampaian, hingga antusiasme anak dan orangtuanya. Hal tersebut biasanya terpengaruh oleh norma-norma yang berlaku di masyarakat hingga kemajuan perekonomian sebuah negara.

Hal ini diungkapkan okeh Uncle Fat, seorang pendongeng dari Taiwan. Menurutnya, hal yang paling menonjol saat dia hadir ke Indonesia adalah kesopanan anak-anaknya, terlebih saat setelah dia membacakan cerita.

"Di Taiwan, biasanya anak-anak hanya akan mengucapkan terima kasih secara bersamaan kemudian pulang. Tapi, di Indonesia, setelah selesai anak-anaknya menyalami saya satu per satu dan mengucapkan terima kasih. Itu hal yang membuat saya senang di Indonesia," ungkap Uncle Fat saat ditemui di Festival Cerita Nusantara dan Dunia pada Sabtu, 14 September 2019.

Selain itu, kebiasaan lesehan juga menjadi perbedaan antara kebudayaan mendongeng di Indonesia dan negara lain. Di Indonesia, baik orangtua, guru atau pendamping akan duduk bersamaan di lantai bersama dengan anak-anak. Sedangkan di luar negeri, hanya anak-anak yang duduk di lantai dan orangtua akan duduk di kursi.

"Kebiasaan ini bisa semakin mendekatkan satu sama lain," kata Uncle Fat lagi.

Mengulas mengenai cara penyampaian, Uncle Fat mengatakan bahwa penyampaian dongeng dapat dilakukan dengan berbagai cara. Setiap pendongeng juga memiliki keunikannya masing-masing. Uncle Fat sendiri kerap menggunakan medium lagu dan buku bergambar yang diletakkan di atas panggung agar dapat membuat imajinasi anak meningkat.

Teknik penyampaian yang baik juga disampaikan oleh Ariyo Zidni, Pendiri Komunitas Ayo Dongeng Indonesia yang telah bergelut di dunia dongeng selama 20 tahun. Menurutnya, kini pendongeng tak harus mempunyai bakat khusus seperti peniruan suara atau bisa teater seperti dulu. Hal yang terpenting adalah konsistensi dan ketulusan dalam melakukannya.

"Dongeng itu perantara yang mudah, gak perlu ada boneka atau apa, tapi bisa ambil perhatian besar banget," ucap Ariyo saat ditemui di Perpustakaan Nasional Indonesia.

Sumber Berita Dari : Henry,Liputan6News.

Malin kundang ,salah satu dongeng populer di Indonesia (sumber dari: google)

Berita Populer

回到頁首icon
Loading