Pemerintah Kota Taipei Mulai Meringankan Restriksi COVID-19 Mulai 15 Februari

【Berita Global untuk Penduduk Baru】Pemerintah Kota Taipei mulai melonggarkan peraturan dan ketentuan terkait COVID-19 mulai 15 Februari. Makan dan minum mulai diperbolehkan di bioskop. Murid SMP dan SMA pun dapat kembali melakukan perjalanan wisuda mereka. Namun, kegiatan belajar di kabupaten dan kota lain masih ditunda untuk siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar karena belum sepenuhnya divaksinasi.

Walikota Taipei Ko Wen-je (柯文哲) menyatakan bahwa tidak ada kasus COVID-19yang tidak jelas asalnya di Kota Taipei. Oleh karena itu, beberapa tindakan pencegahan penularan virus pandemi tertentu telah dicabut secara bertahap. Misalnya, memperbolehkan orang tua untuk makan bersama. Di kedepannya, pencabutan larangan akan dilanjutkan selangkah demi selangkah.

Baca Juga: Mencegah Virus Demam Babi Afrika Menyerang Taiwan, Dewan Pertanian Menunjukkan China, Vietnam, Thailand, Hong Kong, Makau Memiliki Risiko Tertinggi

Warga kembali diizinkan mengkonsumsi makanan dan minuman di dalam bioskop dan bepergian dalam perjalanan wisata kelulusan. (Foto / Disediakan oleh Pemerintah Kota Taipei)

Mulai 15 Februari, Biro Urusan Sosial, Pusat Layanan Lansia, Akademi Evergreen (長青學苑), Layanan Perawatan Terpadu Komunitas, Pusat Pendidikan Berkelanjutan (銀髮貴人方案), dan Komunitas Biro Kesehatan Masyarakat Pusat Perawatan Pasien Demensia akan kembali membuka kelas-kelas pembelajaran.

Makan dan minum tidak lagi dilarang di pusat-pusat komunitas, Auditorium Pusat Administrasi Biro Urusan Sipil, Biro Pendidikan Lembaga Pendidikan Sosial, dan bioskop Departemen Informasi dan Pariwisata.

Baca Juga: Warga Penduduk Baru Sekarang Bisa Buat Rekening Bank Online untuk Anak-anak dengan Gunakan ARC

Sebagai upaya menanggapi pandemi, sekolah semua tingkat di Beicheng telah merevisi peraturan pencegahan penularan virus pandemi. (Foto / Disediakan oleh Pemerintah Kota Taipei)

Selain itu, standar suspensi sekolah dilonggarkan. Jika ada 1 orang yang terdiagnosis COVID-19, seluruh siswa di dalam kelas tersebut akan dipulangkan dan kelas akan di liburkan selama 14 hari. Jika 2 orang dari kelas yang berbeda terdiagnosis positif, seluruh sekolah akan diliburkan selama 14 hari, dan kegiatan belajar mengajar online akan dilaksanakan sebagai gantinya.