img
:::

Mengapa Kekurangan Air di Taiwan telah Menarik Perhatian Dunia

Mengapa Kekurangan Air di Taiwan telah Menarik Perhatian Dunia

Berita Global untuk Penduduk Baru

Taiwan semestinya menjadi salah satu tempat dengan curah hujan tertinggi di dunia - iklimnya subtropis di wilayah utara dan tengah, dan tropis di selatan. Angin topan sering terjadi pada musim panas dan musim gugur, dan juga terjadi musim semi. Di sini sering turun hujan sehingga payung ditempatkan di stasiun kereta bawah tanah dan pusat bisnis untuk dipinjam siapa saja.

Kondisi itu telah menjerumuskan Taiwan ke dalam kekeringan terburuk dalam 56 tahun. Banyak dari waduk di Taiwan hanya berisi 20% dari kapasitas air, dengan beberapa di antaranya hanya diisi kurang dari 10% dari kapasitas waduk.

Waduk Baoshan No. 2 yang terletak di Hsinchu adalah salah satu dari dua sumber air utama untuk industri semikonduktor - bahan dasar perangkat elektronik - senilai $100 miliar, atau sekitar Rp1,4 triliun. Akan tetapi permukaan air waduk itu saat ini berada pada titik terendah - hanya 7% dari total kapasitas waduk.

Itu merupakan komponen kunci dari berbagai perangkat elektronik, mulai dari ventilator hingga ponsel. Di sisi lain, pandemi telah membuat permintaan meningkat namun pasokan kian terbatas.

Berita lainnya : Gubernur Bali: Turis Asing Bisa Masuk Bali Juli 2021

AS kini khawatir akan ketergantungannya yang berlebihan pada chip komputer yang dibuat di luar negeri, termasuk di Taiwan.

Sektor ini merupakan penyumbang besar bagi perekonomian Taiwan secara keseluruhan, akan tetapi membutuhkan banyak air untuk membersihkan wafer yang digunakan di banyak perangkat teknologi.

Di daerah yang mengalami kekeringan, pengguna industri bervolume tinggi termasuk produsen semikonduktor telah diminta untuk mengurangi penggunaan air sebesar 13%, dan pengguna non-industri, seperti salon rambut dan bisnis cuci mobil, sebesar 20%.

Layaknya petani Taiwan lainnya, Cheng-deng, generasi keempat petani beras di Hsinchu, terpaksa meninggalkan tujuh hektare lahannya.

"Kami juga memikirkan ekonomi negara kami, tetapi mereka tidak boleh sepenuhnya berhenti menyediakan air. Anda bisa memberi kami air selama dua hari dalam seminggu atau satu hari. Petani akan menemukan jalan. Tapi sekarang mereka sudah benar-benar menghentikan air kami, petani tidak dapat menemukan jalan keluar. Anda berfokus sepenuhnya pada semikonduktor," kata Chuang.

"Para petani merasa benar-benar tidak berdaya," kata Chuang, sambil memandang sedih saluran irigasi kering yang melintasi ladangnya.

Para ahli mengatakan Taiwan seharusnya melihat tanda-tanda peringatan itu.

"Taiwan mengalami penurunan yang signifikan dalam jumlah hari dengan hujan setiap tahun sejak 1960-an," kata Hsu Huang-hsiung, pakar perubahan iklim di lembaga pemikir yang didanai pemerintah, Academia Sinica.

Di beberapa bagian pulau, jumlah periode hujan setiap tahun telah berkurang sekitar 80 hari.

Jika Anda melihat Taiwan secara keseluruhan, curah hujannya cukup. Masalahnya adalah bagaimana kami menggunakan air," kata Kuo Yu-ling, seorang petani muda.

"Masalah pertama adalah pipa pipa air kami bocor. Masalah lainnya adalah bagaimana kami mengalirkan air dari satu tempat ke tempat lain. Saya tidak tahu apakah pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengalirkan arair dari Taiwan bagian timur ke barat, karena daerah timur menikmati hujan selama beberapa bulan dalam setahun, tapi Hsinchu dan daerah utara tak pernah turun hujan."

Pipa bocor telah menyebabkan Taiwan kehilangan hampir 14% airnya. Deforestasi juga menyebabkan limpasan tanah ketika terjadi hujan, yang mengakibatkan penumpukan sedimen di waduk, mengurangi kapasitas mereka untuk menahan lebih banyak air.

Berita lainnya: Asal Mula “Bombing Master Handan” Berasal dari Miaoli! Akan Diadakan pada 25 April di Miaoli Zhunan

Pemerintah telah mengatasi masalah ini: misalnya, tingkat kebocoran pipa menurun dari 20% pada satu dekade lalu.

Badan Sumber Daya Air mengatakan: "Karena perkembangan ekonomi dan sosial serta keadilan sumber daya sosial, hal itu masih dievaluasi dengan hati-hati dan tidak ada rencana penyesuaian yang matang untuk saat ini."

Sebaliknya, mereka mencari solusi di perairan sekitar Taiwan, berencana membangun lebih banyak pabrik desalinasi air laut.

Sebagian besar berlokasi di pulau-pulau terpencil, dengan hanya tiga di pulau utama Taiwan.

Sebuah fasilitas baru telah dibangun di Hsinchu untuk mengatasi kekeringan saat ini, tetapi hanya dapat mengolah 13.000 ton air setiap hari, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan 170.000 ton yang digunakan setiap hari hanya oleh Taman Sains Hsinchu, yang menjadi basis pembuat semikonduktor berada.

Untuk saat ini, orang-orang yang tidak memiliki air ledeng mengisi ember mereka dua kali seminggu sebelumnya, atau mengambil air dari tangki yang dipasang di jalan pada hari libur.

"Pemerintah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. ... Setiap orang dan setiap sektor harus memikirkan tentang bagaimana kita dapat menghemat air, terutama karena perubahan iklim akan menyebabkan curah hujan yang tidak mencukupi," kata Kuo.

Ia memompa air tanah dari sumur yang ia gali di ladangnya untuk menyirami tanamannya.

Namun ia yakin mengorbankan pertanian setiap kali terjadi kekeringan hanya akan memperburuk tingkat swasembada pangan - jumlah makanan yang ditanam secara lokal dan dikonsumsi warga, serta tidak diimpor dari luar negeri - Taiwan yang sudah rendah.

Jika Taiwan tidak menjawab tantangan tersebut, baik pertanian maupun industri semikonduktornya yang berharga akan menderita di tahun-tahun mendatang.

Mengapa Kekurangan Air di Taiwan telah Menarik Perhatian Dunia. Sumber : Tempo.co

Mengapa Kekurangan Air di Taiwan telah Menarik Perhatian Dunia. Sumber : Radio Taiwan International

Respon Pertama

Berita Populer

回到頁首icon
Loading