Persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau menimbulkan banyak dampak negatif serta merugikan masyarakat di segala aspek kehidupan. Keadaan ini membuat Gubernur Riau Syamsuar mendapat protes bertubi-tubi dari masyarakat.
Masyarakat Riau sampai mengeluh sesak napas menghirup udara kotor selama dua bulan. Bahkan seorang bayi meninggal akibat udara kotor kebakaran hutan. Berbagai masalah ini membuat Syamsuar menuai banjir kritik dari publik.
Segala upaya penanggulangan bencana karhutla telah dilakukan pemerintah. Semua tim sudah dikerahkan. Mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah, TNI Polri, Manggala Agni serta Masyarakat Peduli Api.
Mereka harus berjibaku mengejar titik api untuk segera melakukan pemadaman di satu kawasan. Tetapi, titik api baru juga kerap muncul di lokasi lain.
Pertama tentunya kita sudah menggerakkan satgas baik dari provinsi, maupun kabupaten/kota se-Riau. Dan ini, kita memang telah membagi tugas untuk satgas ini. Ada Satgas Darat, yang bertanggung jawab adalah Pak Danrem (Komandan Korem Wirabima Brigjen TNI Fadjar) sebagai Wakil Komandan Satgas.
Kemudian ada juga Satgas Udara, ini adalah Pak Danlanu (Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marsma TNI Ronny Irianto Moningka). Di mana pada waktu pemadaman, Danlanu juga akan berperan memanfaatkan helikopter yang ada.
Kalau misalnya tidak mungkin dijangkau, atau misalnya tidak ada akses masuk ke dalam lokasi kebakaran seperti di hutan, ini digunakan water bombing (bom air) dengan helikopter. Sekarang kita water bombing dibantu BNPB ada 7 (helikopter).
Jadi ini terutama dalam rangka untuk membantu pemadaman di Riau. Kemudian ada juga satgas yang berkenaan dengan hukum, ini dipimpin Pak Kapolda Riau (Irjen Polisi Widodo Eko Prihastopo). Sebagai Wadan Satgas juga. Ada juga Wadan Satgas dari Kejaksaan Tinggi, itu berkaitan dengan penuntutan umum, dan juga berkaitan dengan penegakan hukum.
Upaya pemadaman, sama-sama TNI Polri, BPBD, Manggala Agni, relawan Masyarakat Peduli Api dan semuanya, sudah dilakukan pada semua lokasi kabupaten kota yang sekarang ini terjadinya kebakaran.
Upaya selanjutnya melalui bantuan TNI ada tambahan anggota, lebih kurang 450 orang personel, juga dari relawan kabupaten kota dan provinsi mematikan api di titik-titik kebakaran di daerah Riau. Di samping itu, kami juga meminta bantu melalui BNPB berkaitan dengan pemadaman kebakaran. Karena kebakaran bukan hanya di Riau, tapi juga terjadi di provinsi tetangga, seperti Jambi. Asap dari sana (Jambi) sampai kemari.
Karena itu, kami mengharapkan juga dengan dukungan BNPB kepada daerah tetangga kita itu juga sangat membantu Riau dalam mengatasi kabut asap. Inilah langkah-langkah pemadaman. Tentunya harapan kami mudah-mudahan dengan adanya hujan, sudah turun di beberapa kabupaten dan kota di Riau, saya lihat hari ini kualitas udara sudah bagus, sudah mengarah ke sehat.
Kesulitan tanah gambut itu, butuh air banyak. Jadi kalau di lokasi airnya sedikit, sangat berpengaruh. Kadang-kadang api sudah mati, asap masih ada.
Sumber :Merdeka.com