Jika masyarakat mengonsumsi jamur segar atau jamur yang tidak dimasak dengan matang, mereka mungkin mengalami kondisi langka yang dikenal sebagai Shiitake Dermatitis. Kondisi ini menyebabkan kulit menjadi gatal, munculnya bintik-bintik merah, dan benjolan linier yang menyerupai bekas cambukan, sehingga terkadang juga disebut sebagai "dermatitis cambukan".
Menurut Dr. Emma Trowbridge, seorang dermatolog dari Rumah Sakit Christchurch di Selandia Baru, Shitake Dermatitis terkait dengan polisakarida yang ditemukan dalam jamur, yang dikenal sebagai lentinan. Polisakarida ini akan terurai pada suhu tinggi. Jadi, jika jamur dimasak dengan matang, hal ini tidak akan memicu dermatitis. Namun, jika seseorang mengonsumsi jamur dalam keadaan segar atau tidak dimasak dengan baik, bisa menyebabkan dilatasi pembuluh darah, perdarahan, dan ruam.
Dermatitis jamur dapat menyebabkan rasa gatal, eritema, papula linier, dan bekas luka seperti whiplash.
(Sumber foto : The New England Journal of Medicine)
Berdasarkan penelitian klinis, daerah Asia memiliki tingkat konsumsi jamur tertinggi, sehingga memiliki tingkat kasus yang paling tinggi. Sekitar 2% dari populasi menderita Shiitake Dermatitis, dengan kasus lebih banyak di kalangan pria daripada wanita. Namun, seiring dengan meningkatnya konsumsi jamur, semakin banyak kasus yang didiagnosis di negara-negara lain seperti AS, Inggris, dan Australia.
Gejala Shitake Dermatitis biasanya muncul dalam waktu 24 jam setelah mengonsumsi jamur, bisa muncul dalam beberapa jam dan paling lambat dalam 5 hari. Namun, kebanyakan pasien akan sembuh secara alami dalam beberapa minggu tanpa perlu pengobatan khusus.
Namun, beberapa pasien mungkin mengalami gejala tambahan seperti pembengkakan lokal, kelelahan, demam, kesemutan di bibir, kesulitan menelan, diare, kesemutan di tangan dan kaki. Pada bagian batang tubuh, mungkin muncul bintik-bintik merah gatal, bercak kebiruan dalam pola garis, atau bahkan pembengkakan lokal. Pengobatan untuk Shitake Dermatitis terutama adalah menghindari mengonsumsi jamur segar atau yang tidak matang, dan menggunakan antihistamin atau kortikosteroid untuk meredakan gatal dan kemerahan.
Artikel lainnya : Taiwan Memiliki Berbagai Macam Makanan Olahan Pisang dan Produk Oleh-Oleh yang Memiliki Daya Saing di Pasar Internasional