0729.jpeg)
Pusat Komando Epidemi Sentral (CECC) baru-baru ini menetapkan standar untuk membuka pusat perawatan jangka panjang, tempat les, dan taman kanak-kanak, dan beberapa telah mencapai standar pemblokiran dan dapat dibuka. Terkait hal tersebut, Kementerian Tenaga Kerja (勞動部) menyatakan bahwa masih ada beberapa unit yang belum memenuhi standar, atau tidak dapat dibuka sepenuhnya karena pengontrolan orang keluar masuk, dan sebagian masyarakat khawatir akan pandemi. Oleh karena itu, mulai sekarang hingga 9 Agustus, orang tua masih bisa meminta “Cuti Pencegahan dan Perawatan Pandemi (防疫照顧假)”
Baca juga: Orang Tua Ayo Lihat! TK dan PSODF di Kota Taipei Akan Dibuka Bersyarat pada 27 Juli
0729.jpg)
Karyawan meminta "cuti pencegahan dan perawatan pandemi", majikan harus memberikan cuti dan tidak boleh dianggap sebagai ketidakhadiran. Sumber: Kementerian Tenaga Kerja
Huang Weichen (黃維琛), Direktur Kondisi Tenaga Kerja dan Kesetaraan Pekerjaan Kementerian Tenaga Kerja (勞動部勞動條件及就業平等), mengatakan pertanyaan paling banyak yang diterima adalah apakah cuti perawatan pencegahan pandemi masih dapat diambil selama tingkat kewaspadaan level 2. Untuk pusat perawatan jangka panjang, Taman Kanak-kanak negeri dan swasta, tempat asuhan anak dan unit lainnya, mereka membuka kembali dengan “bersyarat” dan belum sepenuhnya kembali normal. Bagi yang belum sepenuhnya kembali normal, orang tua dapat mengambil cuti perawatan pencegahan pandemi.
0729.jpg)
Banyak orang tua yang khawatir apakah mereka dapat mengajukan cuti pencegahan dan perawatan pandemi selama siaga tingkat dua. Sumber: 天下雜誌
Cuti pencegahan dan perawatan pandemi dapat diminta sebagai syarat, jika orang tua secara pribadi merawat "anak-anak di bawah usia 12 (belum genap 13 tahun)" atau "anak-anak dengan sertifikat cacat fisik dan mental di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, kelas 1, 2 dan 3 lima tahun sekolah menengah pertama (五專)”, maka salah satunya bisa mengajukan cuti pencegahan dan perawatan pandemi. Orang tua meliputi: Ayah dan Ibu, orang tua angkat, wali atau orang lain yang benar-benar mengasuh anak (misalnya: kakek, nenek, dsb).
Selain itu, menurut peraturan "Cuti Pencegahan dan Perawatan", salah satu orang tua yang bekerja dapat mengambil cuti perawatan dan pencegahan, dan majikan harus memberikan cuti. Itu tidak boleh dianggap sebagai ketidakhadiran, kerja paksa diperlakukan sebagai cuti pribadi atau cuti lainnya, dan tidak ada mengurangi bonus kehadiran penuh, pemecatan atau sanksi yang tidak menguntungkan. Majikan juga tidak dapat meminta cuti perawatan keluarga atau cuti lainnya sebelum mereka dapat mengambil cuti pencegahan dan perawatan pandemi.
