【Berita Global untuk Penduduk Baru】Pada malam Hari Valentine, Tim Tugas Khusus Kota Kaohsiung menerima dua wanita asing yang menyerahkan diri, mereka ditemani oleh pacar yang mereka temui di Taiwan. Karena mereka memenuhi kualifikasi untuk periode proyek, mereka akhirnya segera ditangani dan dapat pulang dengan tenang.
Salah satunya, Xiaoli, seorang pekerja imigran Indonesia, datang untuk bekerja di sebuah pabrik di Taiwan 9 tahun yang lalu. Selama itu dia bertemu dengan seorang pria Taiwan dan memiliki hubungan spesial. Dia awalnya berencana untuk kembali ke Indonesia untuk melakukan prosedur pernikahan, namun pernikahan tersebut tertunda karena merebaknya COVID-19 hingga saat ini. Melalui proyek Departemen Imigrasi ia pun segera pergi melaporkan diri.
Baca lebih lanjut : Pasangan Pekerja Migran Vietnam Yang Overstay dan Tertangkap, Menyesal Tidak Menyerahkan Diri Lebih Awal
Pada hari valentine terdapat 2 pasangan datang menyerahkan diri.
Foto diambil dari : Department Imigrasi Kaoshiung
Pada hari yang sama, pasangan lain menyerahkan diri ke satuan tugas khusus Kota Kaohsiung. Xiaoya, seorang warga negara Thailand, bertemu dengan pacar Taiwannya selama perjalanannya ke Taiwan pada tahun 2017. Namun karena COVID-19 ia memutuskan menetap di Taiwan secara illegal. Dan melalui proyek imigrasi ia menyerahkan diri.
Zhao, pemimpin Tim Layanan Khusus Kaohsiung, mengatakan bahwa draf amandemen beberapa ketentuan undang-undang masuk-keluar dan imigrasi telah dikirim ke Legislatif Yuan untuk ditinjau, dan denda yang jatuh tempo akan dinaikkan menjadi 30.000 hingga 150.000 NTD , dan masa larangan datang ke Taiwan juga akan diubah menjadi maksimal 10 tahun setelah 30 Juni tahun ini/setelah proyek berakhir. Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang proyek ini, Anda dapat menghubungi jalur konsultasi bebas pulsa multibahasa dari Departemen Imigrasi "0800-024-881", atau hubungi Tim Layanan Khusus Kaohsiung di 07-2367524.