:::

Mematahkan Mitos! Kursus Kesetaraan Gender di Hualien Membantu Penduduk Imigran Baru Mengenal CEDAW

Para peserta penduduk imigran baru berfoto bersama dengan instruktur setelah menyelesaikan kursus kesetaraan gender (Gambar/sumber: situs web Imigrasi).
Para peserta penduduk imigran baru berfoto bersama dengan instruktur setelah menyelesaikan kursus kesetaraan gender (Gambar/sumber: situs web Imigrasi).

Untuk meningkatkan pemahaman tentang kesetaraan gender bagi penduduk imigran baru, Stasiun Layanan Kabupaten Hualien dari Brigade Urusan Utara Badan Imigrasi mengadakan kursus kesetaraan gender pada 5 Desember. Kursus ini mengundang Huang Liang-shao, seorang psikolog klinis dari Rumah Perawatan Psikiatri Xikou di Rumah Sakit Yuli di bawah Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, yang juga merupakan anggota Komite Evaluasi Pelaku Pelecehan Seksual Hualien. Melalui permainan interaktif dan berbagi pengalaman praktis, Huang menekankan pentingnya "kesetaraan untuk semua" dan mendorong kesadaran gender dalam kehidupan sehari-hari.

Huang Liang-shao memulai kelas dengan permainan kecil tentang kesetaraan gender yang dirancang oleh Kantor Yuan Eksekutif, menciptakan suasana yang hidup dan memecahkan hambatan serta kesalahpahaman di antara para peserta. Dia juga memperkenalkan CEDAW (Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan) tahun 1979, menjelaskan bahwa pemerintah Taiwan secara sukarela menandatangani CEDAW pada tahun 2007, memberlakukan Undang-Undang Pelaksanaan CEDAW pada tahun 2011, dan mulai menerapkannya secara resmi pada tahun 2012. Hal ini mencerminkan komitmen dan pencapaian pemerintah dalam menghapus diskriminasi gender.Instruktur Huang Liang-shao menjelaskan konsep gender yang beragam kepada penduduk imigran baru dan berbagi kasus nyata. (Gambar/sumber: situs web Imigrasi)

Dalam kursus ini, para peserta penduduk imigran baru juga aktif berbagi pengalaman mereka terkait gender dalam konteks budaya masing-masing. Xiao Qin, seorang penduduk imigran baru dari Indonesia, menyampaikan bahwa dalam masyarakat matriarkal Indonesia, perempuan memiliki status yang tinggi. Namun, status sosial antara laki-laki dan perempuan tetap setara. Sementara perempuan sangat dihormati, laki-laki tidak direndahkan atau diabaikan, mencerminkan budaya gender yang seimbang.

Kursus ini memadukan teori dengan contoh praktis, membantu para penduduk imigran baru, khususnya perempuan, untuk lebih memahami nilai inti kesetaraan gender serta mendorong integrasi dan penghormatan terhadap budaya yang beragam. Ke depan, Badan Imigrasi akan terus mempromosikan kursus serupa untuk mendorong penduduk baru berintegrasi ke dalam masyarakat Taiwan dan mewujudkan visi harmoni multikultural dan kesetaraan untuk semua.

Berita Populer

回到頁首icon
Loading