Menurut statistik dari Departemen Kepolisian Kementerian Dalam Negeri, tiga penipuan teratas di Taiwan tahun lalu (2022) adalah "lelang online palsu", "investasi palsu", dan "penghapusan pembayaran cicilan". Perangkat lunak komunikasi ponsel atau SMS juga menjadi saluran penipuan yang sering digunakan oleh kelompok penipuan, menyebabkan banyak orang tertipu tanpa menyadarinya.
Peringkat teratas "lelang online palsu" biasanya menarik pembeli untuk membeli barang dengan jumlah di bawah harga pasar. Setelah pembeli menyelesaikan pembayaran, pedagang menghilang. Jenis penipuan ini biasa terjadi di situs lelang "satu halaman" atau sebuah grup Facebook.
"Investasi palsu" peringkat kedua memikat orang ke dalam jebakan penipuan dengan investasi kecil dan pengembalian tinggi. Grup penipuan sering menggunakan pesan teks untuk menarik orang agar mengklik tautan dan kemudian bergabung dengan grup investasi pada perangkat lunak komunikasi. Banyak orang mempercayainya, dan kemudian menginvestasikan lebih banyak uang, yang akhirnya tidak menghasilkan apa-apa.
Peringkat ketiga yaitu modus "penghapusan pembayaran angsuran" secara curang dilakukan oleh kelompok penipu yang berpura-pura sebagai petugas layanan pelanggan atau petugas bank. Caranya adalah dengan membohongi masyarakat bahwa karena kesalahan pemesanan, harus dilakukan pemotongan angsuran berulang kali. Setelah menyelesaikan pengoperasian ATM, properti akan diambil secara curang.
Artikel Lainnya : 1955 Mengingatkan Pekerja Migran di Taiwan Untuk Tidak Menggunakan Identitas Orang Lain Secara Ilegal
Jangan membocorkan kode verifikasi SMS sesuka hati, awas jebakan penipuan.
Sumber foto : Menteri Ketenaga kerjaan
Selain tiga modus penipuan umum di atas, modus "pembayaran ponsel murah" juga menjadi jebakan penipuan selama bertahun-tahun. Modusnya adalah memverifikasi identitas melalui nomor telepon dan nomor ID. Jika kode verifikasi diberitahukan melalui SMS dikirim kembali, itu berarti pembayaran persetujuan untuk transaksi ini. Misalnya, setelah identitas teman di ponsel atau perangkat lunak jejaring sosial dicuri, grup penipu berpura-pura menjadi teman dan meminta untuk mengembalikan kode autentikasi yang muncul di pesan. Oleh karena itu, polisi juga mengimbau untuk tidak menyebarkan kode otentikasi yang diterima ponsel kepada orang lain secara sembarangan.
Artikel Lainnya : Peringanan Hukuman Bagi WNA Yang Telah Tinggal Melebihi Batas Masa Izin Tinggal