1220.png)
【Berita Global untuk Penduduk Baru】Menurut 4 Way Voice, Yayasan Pearl S. Buck (賽珍珠基金會), telah bermitra dengan YouTuber Turki-Taiwan, Rifat (吴風), untuk menghasilkan dana dan beasiswa bagi keluarga penduduk baru Taiwan yang miskin.
Yayasan Pearl S. Buck telah mengadakan acara tahunan sejak 2006 untuk membantu keluarga kurang mampu merayakan Tahun Baru Imlek dengan menawarkan amplop merah, beasiswa, dan bantuan keuangan.
Baca juga：Kota Taipei menyediakan 10 stasiun vaksinasi, silahkan mendaftar di tempat
1220.png)
Varian coronavirus baru Omicron menyebar secara global. (Foto / Diperoleh dari Pixabay)
Rifat, seorang YouTuber terkenal, turut bergabung dalam acara tersebut pada tahun ini. Dia mengirimkan buah-buahan kering Turki kepada semua orang yang menyumbangkan lebih dari NT$3.000. Melalui tindakan ini, ia pun membujuk masyarakat untuk secara aktif mendukung kegiatan amal yang bermanfaat seperti yang satu ini.
Melihat bahwa situasi pandemi COVID-19 masih cukup parah di seluruh penjuru dunia, munculnya varian virus corona baru Omicron membuat banyak orang menyadari pentingnya menghabiskan waktu bersama keluarga dan tetap menjalin hubungan baik dengan orang-orang yang dikasihi.
Yayasan Pearl S. Buck telah memutuskan untuk mengganti tradisi makan bersama tahunan sebelumnya dengan kupon makan dengan nilai yang sebanding untuk memberi anggota keluarga kesempatan berkumpul selama Tahun Baru Imlek di 2022.
Baca juga：NIA mengimbau warga negara asing untuk divaksinasi dan meningkatkan kesehatannya
1220.jpg)
Pearl S. Buck Foundation bekerja sama dengan Rifat untuk mempromosikan kegiatan amal. (Foto / Disediakan oleh Pearl S. Buck Foundation)
Pearl S. Buck Foundation bekerja sama dengan Rifat untuk mempromosikan kegiatan amal (Foto / Disediakan oleh Pearl S. Buck Foundation)
Selain itu, amplop merah akan dibagikan untuk menyemangati para mahasiswa untuk melanjutkan studi dan bekerja dengan baik di tahun mendatang.
Ketua Yayasan Pearl S. Buck, Yu Ying-fu (尤英夫), menyatakan bahwa sumbangan menurun drastis karena pandemi, dan dana yang diterima untuk layanan bantuan siswa jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Yu menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya merugikan mata pencaharian keluarga berpenghasilan rendah, tetapi juga menyebabkan tantangan pendidikan dan sumber daya yang dihadapi anak-anak penduduk baru yang termasuk dalam kelompok minoritas di masyarakat.
