:::

Mendapat Penghargaan : Guru di Kota Taoyuan Membawa Siswa Meneliti “Isu Pekerja Migran"

Guru di Kota Taoyuan membawa para siswa meneliti Isu Pekerja Migran. Sumber: Sekolah Nankan
Guru di Kota Taoyuan membawa para siswa meneliti Isu Pekerja Migran. Sumber: Sekolah Nankan
Berita Global untuk Penduduk Baru】Penerjemah/ Heni Wang

Berita Global untuk Penduduk Baru】Menurut laporan 4waynews, sebenyaka 700.000 pekerja migran telah menopang pekerjaan jangka panjang di Taiwan dan juga merupakan tulang punggung ekonomi perikanan dan industri Taiwan. Pekerjaan dan hak hidup mereka secara bertahap menarik perhatian publik. Guru dari Sekolah Nankan Kota Taoyuan melihat pentingnya Isu Pekerja Migran dan bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah untuk merancang pelajaran, yang memungkinkan siswa untuk merasakan secara mendalam situasi pekerja migran melalui metode pengajaran yang beragam dan inovatif. Rencana pengajaran tersebut mendapatkan pengakuan dan penghargaan Rencana Pengajaran Multikultural yang Unggul Tahun 2021 dari Kemendikbud.

Baca juga : Bunga plum Gunung Luan Taitung Mekar Lebih Awal, Menjadi Tempat Instagramable

Universitas Providence menjelaskan tindakan Kebijakan Baru ke Arah Selatan. Sumber: Pixabay

Universitas Providence menjelaskan tindakan Kebijakan Baru ke Arah Selatan. Sumber: Pixabay

Kemendik terus menyelenggarakan pemilihan rencana pembelajaran multikultural, yang dibagi menjadi empat kelompok penghargaan: Kelompok SMA, Kelompok SMP, Kelompok SD, dan Rencana pembelajaran bahasa untuk penduduk baru. Terakhir terpilih 74 rencana pengajaran yang unggul. Diantaranya, Penghargaan Kelompok SMP diberikan kepada guru SMP Nankan yang membuat isu terkait pekerja migran.

Untuk mengarahkan siswa mendalami penelitian tentang masalah pekerja migran, para guru dari SMP Nankan mencari kelompok yang peduli pekerja migran, "1095文史工作室" dan "台灣放伴教育協會" untuk bekerjasama dengan sekolah merancang kursus serta bergabung dengan "Aktivitas Eksperimen Pekerja Migran" Kementerian Kebudayaan, mengarahkan siswa untuk eksperimen dan berdiskusi. Melalui pengajaran kolaboratif para guru menemani dalam pelajaran, observasi dan diskusi di kelas, terakhir menemukan pelajaran yang cocok untuk siswa.

Baca juga: Bank Indonesia Pertama Buka di Taiwan

Guru di Kota Taoyuan membawa para siswa meneliti Isu Pekerja Migran, dan mendapatkan penghargaan. Sumber: Pixabay

Guru di Kota Taoyuan membawa para siswa meneliti Isu Pekerja Migran, dan mendapatkan penghargaan. Sumber: Pixabay

Sepanjang proses, guru dan murid belajar dari satu sama lain. Kurikulum ini berfokus pada murid, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, membimbing siswa mengeksplorasi isu pekerja migran. Melalui video, mereka dapat melihat berbagai aspek pekerja migran, sehingga siswa dapat lebih memahami tentang kehidupan dan situasi pekerja migran. Menggunakan QR code untuk menelaah pesan-pesan diskriminatif yang tersembunyi dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan kemampuan para siswa untuk dapat membedakan dalam berkata-kata. Melalui kegiatan pengalaman imersif, juga membuat para siswa lebih mendalami situasi para pekerja migran. Menggunakan metode focus discussion (ORID) untuk mengorganisasikan pikiran dan percakapan agar semua informasi menjadi lebih jelas. Terakhir para siswa diminta untuk membuat skripsi dan belajar mengungkapkan pendapat mereka.

Berita Populer

回到頁首icon
Loading