:::

Dari Desain Keren ke Perangkap Kesehatan, Rokok Elektrik Menjebak Remaja dalam Krisis

Kebijakan Tiga Tidak untuk rokok elektrik (Tidak Coba, Tidak Beli, Tidak Rekomendasi). (Gambar/sumber: Situs Web Ditjen Kesehatan Masyarakat)
Kebijakan Tiga Tidak untuk rokok elektrik (Tidak Coba, Tidak Beli, Tidak Rekomendasi). (Gambar/sumber: Situs Web Ditjen Kesehatan Masyarakat)

Survei perilaku merokok remaja tahun 2021 oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa tingkat penggunaan rokok elektrik di kalangan siswa SMP meningkat menjadi 3,9%, dan di kalangan siswa SMA menjadi 8,8%, dengan perkiraan sekitar 79.000 remaja menggunakan rokok elektrik, yang menyebabkan krisis kesehatan serius. Undang-Undang Pengendalian Tembakau yang direvisi tahun 2023 melarang sepenuhnya rokok elektrik, pelanggar dikenakan sanksi denda maksimal  NT$10.000. Pihak berwenang menekankan "Kebijakan Tiga Tidak" (Tidak mencoba, Tidak membeli, Tidak merekomendasikan) untuk mengingatkan remaja agar tetap mematuhi hukum. 

Rokok elektrik Timbulan Tantangan Kesehatan Remaja Global

Berdasarkan survei Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tahun 2024, sekitar 25% remaja berusia 15 tahun di Eropa, Asia Tengah, dan Kanada pernah merokok, 15% merokok dalam 30 hari terakhir, dan lebih dari 30% pernah menggunakan rokok elektrik, dengan 20% menggunakan dalam 30 hari terakhir. Ini menunjukkan bahwa rokok elektrik telah menjadi isu kesehatan masyarakat global yang penting.Rokok elektrik mengandung nikotin yang menyebabkan kecanduan, mengandung zat karsinogen, dan berpotensi menyebabkan Kanker (Gambar/sumber: Situs Web Ditjen Kesehatan Masyarakat)

Popularitas rokok elektrik berkaitan erat dengan strategi pemasaran industri tembakau, yang menarik kaum muda dengan berbagai rasa dan desain yang keren, memperluas pasar dan membuat banyak remaja mengabaikan risiko kesehatan. Oleh karena itu, WHO mengimbau negara-negara untuk meluncurkan kampanye "Berhenti Berbohong", yang menyoroti bahaya rokok elektrik dan produk nikotin terhadap kesehatan, psikologi, dan lingkungan. 

Rokok elektrik Mengandung Nikotin, Tidak Membantu Berhenti Merokok Malah Membahayakan Kesehatan

Badan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengemukakan bahwa sebagian besar rokok elektrik mengandung nikotin, yang bersifat adiktif, memengaruhi perkembangan otak remaja dan janin, serta mengandung karsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Perasa seperti diacetyl juga dapat menyebabkan penyakit paru-paru serius. Pada tahun 2019, AS melaporkan 2.807 kasus cedera paru-paru terkait rokok elektrik, dengan 68 kematian. 

Sebuah studi di Korea Selatan menunjukkan bahwa siswa SMA yang menggunakan rokok elektrik lebih dari dua kali lipat kemungkinan terkena asma dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan rokok elektrik. Selain itu, WHO menekankan bahwa ada bukti yang semakin banyak mengenai risiko kesehatan yang terkait dengan rokok elektrik, yang tidak membantu berhenti merokok. 

Berbagai Ragam Metode Berhenti Merokok, Menjauhkan Remaja dari Bahaya Merokok

Ditjen Kesehatan Nasional menyediakan beberapa layanan untuk berhenti merokok. Kaum remaja dapat menerima layanan di lebih dari 2.700 institusi medis berhenti merokok di seluruh Taiwan atau menghubungi saluran khusus gratis berhenti merokok di 0800 636 363 atau dapat menggunakan LINE ((ID: @tsh0800636363) untuk berkonsultasi. Pelayanan berhenti merokok yang mudah dan terjaga kerahasiaannya dapat membantu kaum muda dalam mengatasi gejala berhenti merokok sehingga dapat dengan lancar terlepas dari ketagihan merokok untuk dapat kembali kehidupan yang sehat. 

Layanan Berhenti Merokok

  • Saluran Khusus Konsultasi Berhenti Merokok Gratis: 0800-63-63-63, software komunikasi LINE (ID: @tsh0800636363)
  • Lembaga Berhenti Merokok di tiap-tiap kabupaten dan kota (telepon informasi: 02-2351-0120, situs web)

 

Berita Populer

回到頁首icon
Loading