“The Diplomat”, sebuah majalah berita yang melaporkan isu-isu internasional bagi negara-negara di Asia-Pasifik, memberikan pujian kepada Taiwan atas kesuksesannya dalam mengendalikan situasi pandemi dalam negeri. Majalah tersebut menganalisa metode-metode yang diimplementasikan oleh Taiwan dalam dua bulan terakhir, termasuk penetapan kebijakan jangka panjang, penyesuaian implementasi kebijakan dan peraturan, keterbukaan pemerintah dalam menerima saran dan masukan masyarakat, bantuan dari media berita, serta meraup bibit kebaikan yang telah mereka tanam sebelumnya dengan menyumbangkan masker ke berbagai negara.
Menurut laporan “The Diplomat”, virus pandemi yang melanda dunia mulai tahun 2020 yang silam hampir tidak berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi dan kehidupan rakyat Taiwan. Sama halnya dengan Australia, Selandia Baru, Vietnam, dan Singapura, di mana bahaya virus terus ditangkal dengan serangkaian ketentuan dan peraturan yang ketat terimplementasi di perbatasan, karantina, dan proses penyelidikan sumber penularan.
Majalah berita “The Diplomat” memuji Taiwan yang telah kembali sukses melawan pandemi. Sumber: foto diambil dari The Diplomat
- Taiwan meningkatkan kadar penetapan peraturan protokol kesehatan jangka panjang
Sejak April 2020, Taiwan telah mewajibkan masyarakat untuk memakai masker kita menggunakan sarana transportasi umum. Ketika situasi pandemi meningkat, skala implementasi kebijakan pun semakin luas. Warga diwajibkan untuk memakai masker setiap kali bepergian ke luar rumah. Selain itu, pemeriksaan kesehatan juga diberikan bagi orang-orang yang memasuki wilayah negara. Sistem pendataan pengunjung menjadi akhirnya muncul sebagai peraturan wajib lain yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Dengan memindai kode QR atau menuliskan datanya di selembar kertas, warga melakukan pendataan terhadap riwayat kegiatannya. Ketentuan terkait isolasi juga mengalami peningkatan. Semua upaya ini berperan besar dalam memberikan keseimbangan antara usaha pemerintah untuk mengontrol pandemi dan kebebasan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
- Penyesuaian Kebijakan dan Ketentuan Masa Pandemi
Ketika situasi pandemi mulai meningkat pada bulan Mei yang lalu, prioritas pertama pemerintah adalah penjagaan jarak sosial, antara lain dengan mewajibkan implementasi papan pemisah di restoran dan rumah makan. Namun, setelah larangan bagi warga untuk makan dalam restoran ditetapkan di Kaohsiung, wilayah-wilayah lain pun berangsur-angsur ikut mengimplementasikan kebijakan tersebut. Bagi Kaohsiung, hal yang terpenting adalah menghentikan rantai penularan virus yang berasal dari Taipei dan New Taipei. Hal-hal seperti inilah yang membantu pemerintah pusat untuk menurunkan keputusan atas penyesuaian ketentuan dan peraturan. Selain itu, penyesuaian peraturan tersebut juga dilaksanakan sesuai dengan saran dan masukan dari masyarakat. Berkat kolaborasi dengan Perusahaan Taipower (台積電), Yayasan Yong Ling Perusahaan Honghai (永齡基金會), Taiwan juga berhasil membeli beberapa puluh juta vaksin BNT bagi rakyatnya.
Berita lainnya: Ringkasan Kebijakan Makan dan Minum di Restoran Berbagai Wilayah Semasa Siaga Nasional Tingkat 2
- Keterbukaan pemerintah dalam menerima masukan dan saran
Keteledoran Walikota Taipei, Ke Wenzhe (柯文哲) dalam menyelidiki dan mengklasifikasi sumber penularan virus sempat menyebabkan peningkatan drastis dalam jumlah korban terinfeksi di lingkungan pasar. Selain itu, vaksinasi pun juga tidak terdistribusi secara optimal. Melihat keadaan ini, pemerintah pusat mengutus ko-komandan Wang Bisheng (王必勝) dan wakil walikota Huang Shanshan (黃珊珊) untuk turun tangan dan ikut berpartisipasi dalam usaha pengendalian pandemi.
- Pengaruh dan peranan besar media
Dengan sejarah yang dapat dilacak hingga masa demokratisasi media di tahun 1990, media Taiwan memegang peranan besar dalam usaha melawan pandemi. Selain menyediakan informasi dan berita terkait pandemi terbaru dengan cepat, dunia media Taiwan juga dilengkapi dengan berbagai saluran berita dan wawancara yang pelan-pelan mengubah metode penyebaran informasinya dengan menggunakan penyiaran langsung. Dapat dengan jelas dilihat bahwa media sangat penting dalam memberikan contoh dan teladan bagi masyarakat.
Sebagai negara penyumbang masker, Taiwan pun menerima banyak sumbangan vaksinasi dari negara-negara lain. Sumber: Liberty Times.
- Meraup bibit kebaikan masa lalu dalam bentuk sumbangan vaksinasi
Ketika pandemi pertama kali melanda dunia, nama negara Taiwan diharumkan dengan kerelaan negara tersebut untuk menyumbangkan masker kepada bangsa-bangsa lain. Kali ini, Taiwan pun meraup bibit kebaikannya ketika negara tersebut kemudian menerima sumbangan vaksinasi dari berbagai sumber, seperti Jepang, yang menyumbangkan 3,3 juta dosis vaksin AZ, serta Amerika Serikat, yang menyumbangkan 2,5 juta dosis Moderna. Selain itu, Taiwan juga mendapatkan sumbangan vaksinasi dari Lithuania, Slovakia, dan Czech. Persentase penduduk yang telah menerima dosis vaksin pertama di Taiwan sekarang telah mencapai 30%.